Penguatan di akhir sesi, pada akhir perdagangan pekan kemaren berhasil mendorong Wall Street ke zona positif. Kenaikan tipis yang terjadi itu, berkat membaiknya indeks consumer sentiment dan penguatan saham-saham teknologi, berhasil mendorong Dow Jones naik 5,71 poin (+0,03%) ke level 16.851,84. Sedangkan S&P 500 bertambah 3,74 poin (+0,19%) ke level 1.960,96 dan Nasdaq menguat 18,88 poin (+0,43%) ke level 4.397,93. Namun demikian dalam sepekan, Dow Jones melemah -0,56% dan S&P 500 turun -0,1%, sedangkan Nasdaq berhasil naik +0,7%.
Sedangkan dari dalam negeri, IHSG ditutup turun 27,286 poin (-0,56%) ke level 4.845,134. Minimnya sentimen positif dan pelemahan Bursa Regional, ditambah aksi jual investor asing yang membukukan foreign net sell senilai hampir Rp 325 miliar di pasar reguler, membuat IHSG sulit untuk bergerak menguat. Dalam sepekan, IHSG tercatat melemah tipis -0,05%, terbebani oleh sentimen negatif, seperti pelemahan rupiah, lonjakan harga minyak, dan kenaikan yield obligasi pemerintah.
Besok senin adalah akhir perdagangan bulan Juni, yang merupakan akhir semester I-2014. IHSG berpeluang untuk rebound kembali dan menguat sebagai efek dari window dressing. Memang sepanjang bulan Juni, pergerakan IHSG kurang bergairah dan cenderung tertekan. Hal ini disebabkan data-data fundamental dalam negeri yang dirilis sejak awal Juni kurang kondusif, ditambah ketidakpastian politik menjelang pilpres dan piala dunia serta sentimen negatif dari luar negeri yang membuat harga minyak dunia terus merangkak naik, membuat kinerja rupiah terus melemah melewati level Rp. 12.000,-/USD. Pemerintah juga tampaknya membiarkan Rupiah untuk melemah sepanjang bulan ini. Pasalnya, pelemahan rupiah bagus untuk meningkatkan ekspor dan diharapkan bisa menambal defisit neraca berjalan.
Jelang rilis data ekonomi Indonesia pada hari Selasa, 1 Juli 2014, Bank Indonesia memperkirakan angka inflasi pada Juni 2014 sebesar 0,3-0,4%, sedangkan untuk inflasi tahunan diperkirakan mencapai 6,6%. Untuk defisit neraca transaksi berjalan bulan Mei 2014 diperkirakan tidak akan sebesar bulan sebelumnya. Bahkan ada pengamat ekonomi yang memperkirakan pada bulan Mei, neraca perdagangan dapat terjadi surplus sebesar US$100-200 juta, akibat meningkatnya kinerja eksport bulan Mei yang lebih baik dari bulan sebelumnya.
Semakin dekatnya hari H dari Pemilihan Presiden, kurang dari 10 hari, diperkirakan suhu politik dalam negeri akan semakin memanas. Hal ini akan berdampak pada pergerakan IHSG dalam sepekan kedepan. Technically, untuk sepekan kedepan besok, IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 4800-4887. Sedangkan untuk hari senin besok, IHSG akan bergerak dengan level support di 4827. Adapun untuk resistennya diperkirakan berada di 4875.
Untuk kondisi market saat ini, trading jangka pendek menurut saya lebih cocok untuk diterapkan. Posisi spekulatif buy dapat dilakukan pada akhir pekan depan sebagai antisipasi rally pilpres, terutama pada saham-saham blue chip penopang IHSG. Bagi yang ingin entry, tetap kontrol resiko. Buat dan terapkan trading plan yang baik. Lakukan sesuai dengan trading plan yang sudah anda buat. Untuk sementara ini saja yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat membantu pembaca setia website ini untuk menentukan arah trading sepekan mendatang.
Oh ya satu hal lagi.. Saya ucapkan: “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang merayakannya… Selamat memasuki bulan suci Ramadan dengan hati yang mulia dan niat yang baik, demi meraih kemenangan bersama..”
Save Trading, Good Luck & GBU Always..
NB: Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ide trading atau mendapatkan trading plans dari saham-saham yang berpotensi memberikan profit, serta ingin mengkonsultasikan portfolio anda, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Bagi yang berminat untuk bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Leave a Reply