
Wall Street mengakhiri perdagangan akhir pekan di zona positif. Spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga rendah lebih lama dan kabar bahwa para menteri zona euro menyetujui perpanjangan waktu talangan hutang Yunani selama empat bulan, membuat Dow Jones dan S&P 500 berhasil membukukan rekor tertinggi baru. Dow Jones membukukan kenaikan 154,67 poin (+0,86%) ke level 18.140,44, S&P500 menguat 12,85 poin (+0,61%) ke rekor 2.110,3 dan Nasdaq bertambah 31,27 poin (+0,63%) ditutup di level 4.955,97. Berkat kenaikan di akhir pekan, maka sepanjang pekan kemaren Dow Jones berhasil naik +0,67%, S&P 500 menguat +0,63% dan Nasdaq bertambah 1,27%, yang merupakan kenaikan 3 pekan berturut-turut.
Dari dalam negeri, IHSG berhasil mencetak rekor baru dengan menguat 9,65 poin (+0,18%) menjadi 5.400,104. Pencapaian rekor baru ini berkat aksi beli selektif dan dorongan dari investor asing yang membukukan net buy sebesar Rp 877 milyar di pasar regular. Sentimen positif dari diturunkannya BI Rate menjadi 7,5%, serta kondusifnya Bursa Global berhasil mendongkrak IHSG naik sebesar +0,48% dalam sepekan, dengan disertai oleh masuknya modal asing sebesar Rp 3,644 triliun.
Sesuai perkiraan dalam weekly analysis report pekan lalu, IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi baru dengan bertengger di level psikologis 5.400. Level tertinggi yang sempat dicapai IHSG di 5.427,314, terjadi berkat aksi beli dari pemodal asing yang kembali membanjiri bursa kita. Diturunkannya BI Rate sebesar 25 bps oleh BI dinilai positif oleh investor asing. Sektor perbankan, properti, automotive, konsumer dan ritel mendapatkan berkah dari kebijakan tersebut. Dengan melandainya BI rate, maka kredit berpotensi tumbuh lebih baik dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya tumbuh sekitar 11,4%. Selain itu suku bunga pinjaman akan turun, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat pula.
Walaupun kebijakan BI tersebut membuat Rupiah melemah, namun asing melihat penurunan BI Rate karena pemerintah lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi ketimbang penguatan Rupiah. Akan tetapi perlu diwaspadai apabila Rupiah melemah terhadap USD dengan menjebol level Rp 13.000, maka IHSG juga akan tertekan. Selama BI dapat mengontrol Rupiah untuk tidak mendekati level Rp 13.000/USD, maka IHSG masih akan cederung positif. Apalagi mendekati bulan Maret akan banyak rilis kinerja keuangan emiten FY 2014 yang diperkirakan masih dapat memberi sentimen positif bagi IHSG.
Untuk pekan depan, meskipun trend IHSG masih positif, namun kenaikan signifikan sepertinya agak susah terjadi dalam waktu pendek. Kenaikan IHSG selama 3 pekan berturut-turut, membuat penguatan indeks mulai terbatas. Untuk sepekan kedepan, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran 5310-5445. Sedangkan untuk besok senin, IHSG diperkirakan masih dapat melanjutkan kenaikannya, merujuk pada kenaikan Bursa AS dan EIDO pada akhir pekan kemaren. Technically, pola grave stone doji yang terbentuk pada IHSG menunjukan aksi beli yang melemah. IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5373, sedangkan untuk resistennya di 5437.
Saham-saham sektor perbankan, konstruksi dan properti masih menjadi penggerak utama IHSG. Untuk tiga saham perbankan BUMN teratas, kenaikan jangka pendek BBRI sepertinya sudah mulai terbatas. Namun konsistensi asing yang terus melakukan akumulasi membuat saham ini susah bergerak turun. Akan tetapi jika terjadi koreksi di 12.050-12.250, akan menjadi level yang sangat menarik bagi BBRI untuk dilakukan akumulasi buy kembali. Demikian pula dengan BBNI yang tertahan oleh resisten 7075. Koreksi di level 6650-6750 akan menjadi level yang menarik untuk dilakukan buy. Hanya BMRI yang masih mencoba melanjutkan penguatannya untuk menembus level tertingginya di 12.300. Jika dapat ditembus maka BMRI akan membuat rekor baru dan berpeluang melanjutkan kenaikannya menuju target di 12.650-12.700.
Saham-saham konstruksi mulai bangkit rebound dan kenaikan masih berpotensi untuk berlanjut. Saham WIKA telah berhasil naik diatas middle bolinger band, sehingga terbuka peluang untuk bergerak positif dengan target di 3730-3800. Sedangkan WSKT berusaha menguat lagi untuk menembus resisten 1885-1890 guna mencetak rekor baru lagi. Saham PTPP berusaha kembali keatas 4000, dengan target rebound dikisaran 4050-4100. Hanya ADHI saja yang kelihatan masih cukup berat reboundnya dan masih tertahan oleh resisten dikisaran 3550-3600.
Sementara itu, saham properti bergerak mixed. Saham-saham properti kecil mulai bangkit dan terlihat cukup kuat. Untuk saham sektor mining dan CPO masih terlihat berat untuk naik. Saham CPO masih konsolidasi, dibutuhkan sentimen positif baru yang dapat mendorong kenaikan saham sektor ini. Sedangkan saham mining dan energy masih susah untuk bangkit.
Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Mengenai detail support dan resisten, serta target dari saham-saham yang menarik untuk diakumulasi akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ide trading dan ingin mengkonsultasikan portfolio anda, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Untuk info selengkapnya dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Save Trading, Good Luck & GBU Always
Leave a Reply