
Setelah melewati hari penuh tekanan sejak awal pekan, Bursa saham AS berhasil rebound dan ditutup menguat pada hari jum’at akhir pekan kemaren. Kenaikan ini berkat rilis data yang memberi sinyal kenaikan ekonomi AS, serta dorongan dari saham-saham sektor kesehatan dan teknologi, khususnya saham Apple yang mengalami kenaikan +3% ke level US$ 128,95/lembar. Dow Jones berhasil naik 183,54 poin (+1,03%) menjadi 18.024,06, S&P 500 menguat 22,78 poin (+1,09%) menjadi 2.108,29 dan Nasdaq bertambah 63,97 poin (+1,29%) menjadi 5.005,39. Namun demikian, sepanjang pekan kemaren Dow Jones mencatatkan penurunan sebesar -0,31%, S&P 500 melemah -0,44%, dan Nasdaq anjlok -1,7%.
Dari dalam negeri, jelang libur menyambut hari buruh, Kamis lalu IHSG masih tertekan dan ditutup turun 19,138 poin (-0,37%) menjadi 5.086,425, dimana investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp. 1,197 Triliun di pasar reguler. Sejak awal pekan lalu, IHSG terus mengalami tekanan jual karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi melemah dan buruknya kinerja perusahaan yang di bawah harapan, membuat IHSG sepanjang pekan lalu anjlok turun -6,4%, dengan aliran modal asing yang keluar dari bursa sebesar Rp. 6,63 triliun.
Selain buruknya kinerja emiten dan perlambatan ekonomi Indonesia, investor sepertinya juga mulai ragu dengan pencapaian kinerja pemerintahan saat ini. Berbagai permasalahan politik maupun kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah Jokwi-JK, telah membuat kecewa investor khususnya asing. Kisruh antara dua lembaga penegak hukum yaitu polisi-KPK, telah membuat popularitas Jokowi menurun baik di mata pelaku pasar maupun masyarakat pada umumnya. Selain itu, pidato Jokowi di Konferensi Asia Afrika yang mengkritisi lembaga-lembaga asing seperti World Bank, IMF dan PBB, serta penarikan dubes asing sebagai konsekuensi dari eksekusi hukuman mati 7 warga negara asing, diperkirakan sebagai bentuk dari kekecewaan investor asing.
Saat ini pelaku pasar masih menunggu dan melihat seberapa progresif realisasi belanja modal pemerintah yang mulai dikucurkan pada kuartal II/2015. Investor ingin melihat percepatan realisasi APBN yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan proyek-proyek infrastruktur, sehingga dapat menggerakan roda ekonomi Indonesia dan pada akhirnya mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Faktor lain yang menjadi perhatian adalah bagaimana upaya pemerintah dalam mendorong ekonomi agar bergerak cepat, yaitu dengan mengeluarkan kebijakan2 perbaikan struktural yang memudahkan investasi dan juga pemberian insentif pajak. Walaupun harus diakui, dampak dari semua kebijakan2 tersebut baru dapat dilihat dan dirasakan dalam jangka menengah dan panjang.
Untuk pekan depan, pelaku pasar sedang menantikan rilis data ekonomi terkait inflasi bulan April dan data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015, yang diprediksi melambat di bawah 5%. Untuk inflasi April BI memprediksi ada dikisaran 0,35-0,45 %, sedangkan konsensus ekonomi mengenai pertumbuhan ekonomi di 1Q-2015 diperkirakan berada di level 4,9%.
Dari aspek teknikal, seiring penurunan IHSG yang sudah cukup dalam sepanjang pekan lalu yakni sebanyak 348,93 poin, maka IHSG diprediksi akan bergerak konsolidasi dan berkesempatan alami teknikal rebound short term. Perkiraan akan ada sedikit rebound, kemungkinan di awal pekan jika data inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang dirilis pada awal pekan tidak terlalu buruk. Selama IHSG tidak membentuk lower low di bawah 5015, maka indeks berkesempatan alami teknikal rebound menguji area MA 200 nya dikisaran 5212 hingga resisten 5240. Untuk sepekan kedepan, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 5005-5240.
Technically, pola spinning di posisi bawah mengindikasikan berimbangnya posisi antara pembeli dengan penjual, sehingga bisa diartikan berkurangnya tekanan jual dalam jangka pendek. Indikator teknikal Stochastic yang golden cross di area over sold dan MACD yang bergerak turun dibawah signal dengan histogram bar menurun, mengindikasikan IHSG bergerak mixed dan masih dalam tekanan. Untuk hari senin besok, IHSG diprediksikan akan bergerak dengan support di 5015, sedangkan resistennya diperkirakan berada di 5168.
Walaupun IHSG memiliki kemungkinan untuk teknikal rebound, namun tekanan jual sendiri masih cukup besar, sehingga bisa dimanfaatkan untuk profit taking bagi investor saham. IHSG saat ini telah memasuki masa bearish, untuk investasi disarankan lebih hati-hati atau tunggu sampai situasi dan kondisi membaik. Sedangkan untuk trading disarankan wait & see atau trading jangka pendek saja bagi yang sudah berpengalaman, seperti type scalper yang cocok dalam kondisi seperti saat ini. Untuk trading pendek, disarankan mencari saham-saham yang telah oversold atau yang telah keluar jauh dari lower bolinger bandnya dan telah berada dikisaran support kuatnya.
Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Untuk info selengkapnya dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Save Trading, Good Luck & GBU Always
Leave a Reply