Akhir pekan kemaren, Bursa Wall Street berakhir turun setelah dalam pidatonya, Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga acuan dijamin akan naik tahun ini, bila ekonomi AS membaik sesuai ekspektasi, karena penundaan langkah untuk menaikkan suku bunga akan berisiko bagi ekonomi AS menjadi terlalu panas. Dow Jones turun 53,72 poin (-0,29%) ke 18.232,02, S&P 500 melemah 4,76 poin (-0,22%) ke 2.126.06 dan Nasdaq cenderung flat dengan melemah tipis 1,43 poin (-0,03%) ke 5.089,36. Walaupun Yellen mengatakan suku bunga The Fed akan naik tahun ini, namun melihat perekonomian AS yang mundur dalam beberapa bulan terakhir, mengindikasikan bahwa The Fed tidak akan meningkatkan suku bunga acuannya sebelum Juli, meskipun perkiraan sebelumnya kenaikan akan terjadi pada pertengahan tahun. Hal ini menyebakan Pasar saham AS sepanjang pekan kemaren berakhir mixed, indeks Dow Jones turun -0,22%, S&P naik +0,16%, dan Nasdaq menguat +0,81%.
Dari dalam negeri, setelah nyaris berakhir di zona merah, IHSG akhirnya ditutup cenderung stagnan dengan hanya menguat tipis 1,945 poin (+0,04%) ke level 5.315,153. Investor asing masih terus membukukan net sell senilai Rp. 406 miliar di pasar regular. Selama sepekan kemaren, IHSG terus menguat secara berturut-turut dalam 5 hari perdagangan, terdorong oleh kenaikan outlook ekonomi RI oleh Standard & Poor’s (S&P). Sepanjang pekan, IHSG berhasil menguat +1,68%, yang menjadikan kenaikan dalam 3 pekan berturut pasca koreksi tajam -6,4% pada akhir bulan lalu. Walaupun menguat terus dalam sepekan, namun investor asing justru terus mencatatkan penjualan bersih selama sepekan sebesar Rp. 1,365 triliun di pasar reguler.
Dinaikkannya credit rating outlook Indonesia dari ‘Stabil’ menjadi ‘Positif’ oleh lembaga pemeringkat internasional S&P menjadi katalis kenaikan IHSG, yang sebelumnya sudah hampir kehilangan tenaga. Walaupun cuma kenaikan outlook dan bukan peningkatan peringkat, biasanya… dalam waktu paling lama 12 bulan outlook dan peringkat tersebut bisa kembali dinaikan lagi menjadi “Investment Grade” jika fundamental makro ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan. Namun karena hanya outlook yang dinaikan, maka hal ini tidak membuat investor asing berhenti jualan dan berubah menjadi beli. Bahkan aksi jual asing makin membesar pasca hari ke dua kenaikan outlook tersebut.
Untuk pekan depan, Rupiah dan IHSG berpeluang tertekan dan kembali melemah, seiring pernyataan Yellen mengenai rencana penaikan suku bunga acuan The Fed pada tahun ini, yang akan mendorong kembali pembelian aset berdenominasi dolar AS. Walaupun IHSG masih mampu bergerak positif melanjutkan rebound kenaikan jangka pendeknya, namun setelah berada dalam trend naik selama 3 pekan terakhir, IHSG sepertinya mulai kelelahan setelah akhirnya mencapai kisaran resisten di 5330 – 5350. IHSG tampaknya mulai berkonsolidasi di level ini, terlihat dari pola Spinning Tops yang terbentuk dalam 3 candlestick terakhir.
“Technically, jika IHSG mampu menembus 5350, maka IHSG berpeluang menutup gap atas di 5403-5424. Namun jika gagal melanjutkan penguatannya dan bergerak turun menembus kebawah 5300, maka IHSG berpotensi turun menguji area MA 200 nya lagi di 5220 dengan minor target di 5260”.
Untuk besok Senin, IHSG diperkirakan akan melanjutkan konsolidasinya dengan kecenderungan melemah terbatas, dengan bergerak di level support di 5275 dan untuk resistennya berada di 5330. Indikator teknikal terlihat mulai bergerak mixed, mengindikasikan bahwa indeks mulai berkonsolidasi. Stochastic sudah berada di area overbought cenderung turun sehingga berpotensi death cross, sedangkan MACD bergerak naik di area negatif dengan histogram bar meningkat diatas signal. Untuk pekan depan, saya perkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 5260-5400.
Apabila melihat rebound IHSG sebesar 300 pts atau hampir +6% sejak turun di level 5015 pada 3 pekan lalu, maka saya melihat penguatan jangka pendek IHSG mulai terbatas dan rawan profit taking. Pekiraan saya, untuk minggu depan IHSG lebih berpotensi turun terkena profit taking dari pada melanjutkan penguatannya. Terutama jika investor asing masih terus melakukan aksi jual secara agresif. Disarankan untuk tetap hanya dalam posisi trading jangka pendek. Selalu kontrol resiko dengan disiplin pada trading plans yang telah dibuat dan lakukan money manajemen dengan baik.
Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Mengenai detail support dan resisten, serta target dari saham-saham yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
NOTES FROM MEMBER AREA:
Selamat bagi member kami yang telah membeli saham WTON, WIKA, SMBR, dan BBNI, sesuai rekomendasi di website dan grup premium WhatsApp Step Trader serta telah mendapatkan profit.
Berikut bagian catatan kecil dari Chat Room di WhatApps Group khusus Member Step Trader Premium hari Rabu 20 Mei 2015:
Double klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas.
Berikut bagian catatan kecil dari Chat Room di WhatApps Group khusus Member Step Trader Premium hari Jum’at 22 Mei 2015:
Double klik gambar diatas untuk melihat lebih jelas.
Save Trading, Good Luck & GBU Always
Leave a Reply