A Bright New Hope For IHSG, What Next?

Bursa saham AS ditutup naik tipis pada perdagangan akhir pekan. Dow Jones ditutup menguat 33,74 poin (+0,20%) ke level 17.084,49, S&P di tutup flat-naik tipis 1,46 poin (+0,07%) ke level 2.014,89 dan Nasdaq bertambah 19,68 poin (+0,41%) menjadi 4.830,47. Wall Street mencatatkan kinerja mingguan terbaiknya di tahun ini, setelah The Fed diyakini tidak akan menaikkan tingkat suku bunganya hingga akhir tahun. Selama sepekan Dow Jones melonjak +3,72%, S&P 500 naik +3,26, dan Nasdaq meningkat +2,61%. Bursa global pun turut rebound dipicu oleh keyakinan bahwa kenaikan tingkat suku bunga di AS tidak akan terjadi pada tahun ini, berdasarkan data ekonomi AS dan diperkirakan baru akan dilakukan di awal tahun depan.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup menguat 97.911 poin (+2,18%) ke level 4.589,344 pada akhir pekan. Investor asing tercatat membukukan net buy sebesar Rp. 247 milyar di pasar reguler. Sepanjang pekan kemaren IHSG berhasil mengalami kenaikan luar biasa dengan melonjak tajam +9,07% dan diikuti oleh masuknya aliran dana asing sebesar Rp. 2,6 triliun dalam sepekan. Sejalan dengan penguatan IHSG, nilai tukar Rupiah juga turut menguat tajam terhadap US dolar. Rupiah terapresiasi sebesar +8,43% dalam sepekan ke level Rp. 13.411/USD, dan menjadikannya sebagai mata uang dengan kenaikan tertinggi di Asia pada pekan kemaren.

Luar biasa…!! Kata ini tepat untuk mewakili IHSG yang mengalami rally kenaikan dalam 5 hari berturut-turut sepanjang perdagangan pekan kemaren. Banjirnya sentimen positif baik dari dalam dan luar negeri, membuat arah perubahan yang sangat drastis pada pergerakan IHSG. Setidaknya hingga akhir bulan lalu, pelaku pasar masih pesimis. Banyak analis yang memperkirakan IHSG akan turun ke bawah level 4000 pada bulan Oktober ini. Mereka khawatir melihat pelemahan nilai tukar Rupiah dan mengeluhkan kinerja pemerintah hingga ada yang memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia sudah memasuki awal krisis. Namun dalam sepekan terakhir, persepsi tersebut langsung berubah.

Faktor utama yang menyebabkan IHSG naik tajam selama sepekan terakhir adalah penguatan tajam nilai tukar Rupiah terhadap USD yang terjadi diluar perkiraan. Rupiah bisa menguat tajam karena indikasi ditundanya kenaikan Fed rate setelah data-data ekonomi AS yang dirilis tidak sesuai harapan. Diluncurkannya paket kebijakan ekonomi pemerintah secara beruntun, turut membawa harapan positif bagi Rupiah dan IHSG. Investor asing juga terlihat mulai berani melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Namun apakah euforia ini akan berlangsung dalam waktu yang panjang masih perlu dilihat lagi dalam beberapa hari kedepan.

Optimisme investor terhadap market memang mulai pulih. Namun yang namanya euforia selalu ada akhirnya. Semuanya nanti akan menemukan titik keseimbangan baru, yaitu kembali kepada nilai wajar fundamentalnya. Jika IHSG terus mencatatkan kenaikannya, maka resiko akan semakin besar karena secara Technical sudah seharusnya mengalami koreksi jangka pendek. Potensi terjadinya profit taking sewaktu-waktu dapat terjadi karena IHSG yang sudah berada di area overbought. Namun demikian penurunan yang terjadi kemungkinan tidak akan signifikan jika dibanding dengan penguatan IHSG yang spektakuler ini.

Faktor yang bakal jadi penentu pergerakan IHSG kedepan, setelah Rupiah mencapai kestabilan nilai barunya, adalah rilis kinerja perusahaan dan data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga. Kemungkinan kinerja perusahaan yang akan banyak dirilis jelang akhir bulan nanti, diprediksikan masih jelek dan akan dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar untuk melakukan profit taking. Namun untuk awal pekan besok, IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan penguatannya.

Technically, IHSG akan mencoba menutup gap atas terdekat di 4619. Jika gap tersebut dapat dilewati, maka IHSG berpeluang menuju level 4700 dengan resistennya berada di 4711. Sementara untuk level support IHSG berada di 4511. Jika dijebol kebawah maka support berikutnya berada di level 4414. Indikator teknikal Stochastic berada di area overbought, sedangkan MACD bergerak naik mencoba cross up ketas centreline. Dari indikasi ini menunjukan bahwa IHSG bergerak mixed, dengan peluang kenaikan masih berlanjut namun rawan terjadi profit taking sewaktu-waktu. Untuk sepekan kedepan, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam range trading di level 4414-4711.

10Oktober15-IHSG

Meski sudah naik cukup tinggi dalam waktu singkat dan sudah jenuh beli, tapi IHSG masih bertenaga naik lebih tinggi, terutama jika Rupiah kembali menguat. Namun demikian, sebaiknya tetap waspada terutama dengan saham-saham yang telah naik terlalu tinggi, karena peluang terjadinya profit taking dapat datang sewaktu-waktu. Jika terjadi koreksi dan asing masih melakukan net buy, bisa dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi, terutama pada saham-saham yang kinerja kedepannya diperkirakan masih bagus.

Kesimpulannya: Tetap hati-hati pada potensi terjadinya profit taking jangka pendek. Bila terjadi koreksi, bisa dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk diakumulasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*