IHSG Berada Dipersimpangan, What Next??

Bursa Wall Street berakhir positif pada akhir pekan, didorong oleh kenaikan saham General Electric setelah melaporkan laba yang kuat, serta positifnya data sentimen konsumen AS bulan Oktober. Dow Jones naik 74,22 poin (+0,43%) ke 17.215,97, S&P 500 menguat 9,25 poin (+0,46%) ke 2.033,11 dan Nasdaq bertambah 16,59 poin (+0,34%) ke 4.886,69. Meningkatnya spekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun ini membuat bursa saham AS menguat. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones berhasil menguat +0,77%, Nasdaq naik +1,16%, dan S&P 500 meningkat +0,9%.

Dari dalam negeri, IHSG menutup perdagangan akhir pekan dengan kenaikan 14,687 poin (+0,33%) ke level 4.521,882. Investor asing tercatat membukukan net sell tipis sebesar Rp 44 milyar di pasar reguler. Sepanjang pekan kemaren IHSG mengalami kemunduran setelah menguat tajam +9,07% sepekan sebelumnya. Aksi profit taking membuat IHSG turun -1,47% dan diikuti oleh keluarnya aliran dana asing sebesar Rp. 205 milyar dalam sepekan. Pelemahan IHSG juga sejalan dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US$. Selama sepekan, kurs rupiah mengalami depresiasi sebesar -0,95% ke level Rp13.540/US$ dari akhir pekan sebelumnya di Rp13.411/US$, yang terdorong oleh aksi profit taking dan melemahnya mayoritas mata uang regional Asia.

IHSG mulai mengalami konsolidasi seiring dengan mulai tercapainya titik keseimbangan baru di market. Rilis data ekonomi yang mixed sepanjang pekan lalu (masih turunnya data exim, surplus neraca perdagangan yang meningkat dan ditahannya BI Rate di level 7,5%), menunjukkan kondisi perekonomian yang masih relatif stabil. Meluncurnya paket kebijakan ekonomi lanjutan, yang mulai ditanggapi biasa saja oleh pelaku pasar dan stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah, yang keliatannya mulai memfaktorkan kemungkinan penundaan Fed rate hingga akhir tahun ini, menunjukan bahwa market mulai menemukan keseimbangannya.

Untuk pekan depan IHSG ada potensi kembali terkonsolidasi dengan kecenderungan menguat, “terutama jika” rilis data yang keluar bagus, seperti data foreign direct investment dan laporan kinerja keuangan emiten. Khusus laporan keuangan emiten Q3-2015 akan jadi fokus pasar. Diharapkan ada perbaikan, seiring dengan peningkatan penjualan semen di akhir kwartal III dan bergulirnya proyek-proyek pemerintah jelang akhir tahun yang dibarengi oleh peluncuran paket kebijakan ekonomi secara beruntun, meskipun ada tekanan pada nilai tukar Rupiah sepanjang periode tersebut.

Selain faktor domestik, pelaku pasar juga diharapkan tidak mengabaikan risiko pasar secara global. Beberapa isu global yang masih menjadi perhatian antara lain perlambatan pertumbuhan ekonomi China, efektivitas penundaan Fed rate, dan harapan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Jepang (BOJ) yang akan menyediakan stimulus lanjutan dalam waktu dekat, hingga keterlibatan Russia ke dalam konflik di Suriah. Fokus utama investor di awal pekan adalah rilis data GDP China yang diperkirakan akan menurun ke level 6,8% dari posisi kwartal sebelumnya di 7%. Selain GDP China, data retail sales dan industrial production yang juga akan dirilis turut menjadi perhatian investor untuk menunjukan kondisi perekonomian negara tersebut. Sementara dari AS, pelaku pasar mencermati rilis data perumahan pada pekan depan dan pidato beberapa pejabat The Fed sebagai gambaran awal dari FOMC yang akan diadakan pada tanggal 27-28 Oktober mendatang.

Technically, IHSG masih dalam trend naik jangka pendek, walaupun mulai berkonsolidasi. Untuk awal pekan IHSG diperkirakan akan bergerak dalam range trading 4483-4551. Jika support 4483 gagal dipertahankan maka IHSG akan menguji support selanjutnya di level 4414. Sementara jika resisten 4551 dapat ditembus, maka IHSG akan mencoba menguji resisten 4639 kembali. Indikator teknikal bergerak mixed, dimana Stochastic mulai bergerak turun mencoba meninggalkan area overbought. Sementara MACD masih bergerak naik menembus keatas centreline dengan kecenderungan mulai bergerak sideways. Dari indikasi ini, menunjukan bahwa untuk pekan depan IHSG masih berkonsolidasi dikisaran 4414-4639 dan berada dipersimpangan untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya. Jika support 4414 ditembus ke bawah maka IHSG akan menutup gap bawah di 4346-4381 sebagai targetnya. Sementara jika break out resisten 4639, IHSG akan menuju target berikutnya di 4711.

18Oktober15-IHSG

Untuk besok senin, pergerakan IHSG dan bursa regional akan sangat dipengaruhi oleh rilis data GDP China. Jika datanya lebih buruk dari ekspektasi maka bursa regional dan IHSG akan cenderung mengalami tekanan. Selain itu pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap USD. Jika Rupiah kembali melemah, maka IHSG akan condong kembali mengalami profit taking. Namun secara overall jika terjadi pelemahan, masih bisa dimanfaatkan untuk akumulasi, selama IHSG tidak turun di bawah gap 4346 dan Rupiah tidak melemah diatas Rp. 14.000/USD.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek dan dapat diakumulasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*