Setelah rebound hanya sehari, bursa AS kembali berakhir turun pada akhir pekan, melanjutkan tren negatifnya karena investor cemas dengan Referendum Inggris. Kemungkinan bahwa Inggris akan memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit) pada referendum pekan depan tanggal 23 Juni telah menebar ancaman dan meningkatkan volatilitas bagi pasar keuangan global. Dow Jones jatuh 57,94 poin (-0,33%) ke level 17.675, S&P 500 turun 6,77 poin (-0,33%) ke level 2.071,22 dan Nasdaq melemah 44,58 poin (-0,92%) ke 4.800,34. Meningkatnya kekhawatiran akan Brexit yang dapat memukul ekonomi Inggris dan Uni Eropa serta dampaknya terhadap ekonomi global yang masih lemah, membuat Wall Street turun dalam sepekan. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones turun -1,06%, S&P 500 melemah -1,19% dan Nasdaq rontok -1,92%.
Dari dalam negeri, mengakhiri perdagangan akhir pekan IHSG ditutup menguat 20,75 poin (+0,43%) ke level 4.835,143, dengan investor asing membukukan net sell tipis sebesar Rp. 33 Milyar dipasar reguler. Kenaikan ini dipimpin oleh saham sektor properti dan konstruksi yang merespon turunnya BI Rate secara tak terduga sebesar 25 bps menjadi 6.50% dan kebijakan relaksasi LTV dan FTV kredit/pembiayaan properti. Walaupun menguat diakhir pekan, namun dalam sepekan IHSG ditutup terkoreksi -0,27%, dengan investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp. 713 miliar, karena sentimen negatif dari ekonomi global.
Seperti perkiraan pekan sebelumnya, IHSG bergerak fluktuatif cenderung turun dalam jangka pendek, bersamaan dengan tekanan jual yang terjadi pada bursa global. Pasca meredanya suku bunga The Fed, pasar saham dunia dihantam turun oleh kekhawatiran pelaku pasar akan potensi Inggris meninggalkan zona Eropa. Referendum mengenai Brexit menjadi fokus utama perhatian para pelaku pasar global, karena dampaknya akan cukup besar bagi pasar saham, forex dan emas. Harga emas mulai merangkak naik dan menembus keatas level psikologis US$ 1300/troy ounce dan Poundsterling sempat jatuh ke level terendah 2 bulan, seiring hasil polling yang menunjukkan keunggulan kelompok pro Brexit.
Jika Inggris nanti benar-benar memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, kemungkinan akan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham dan keuangan dunia, karena akan menimbulkan gelombang gejolak baru pada market. Menurut para analis, apabila Brexit terjadi maka akan ada potensi penurunan cukup besar pada GBP dan EUR, sehingga akan merugikan perusahaan yang melakukan bisnis ekspor-import di Inggris dan Uni Eropa karena akan meningkatkan cost bagi perusahaan2 tersebut. Bahkan menurut Morgan Stanley, dampak Brexit pada berbagai pasar keuangan dalam 6 bulan pertama akan sangat terasa. Menurutnya, jika benar2 terjadi Inggris meninggalkan zona Eropa berpotensi akan membuat pasar saham turun sebesar 15%.
Lalu apa dampaknya bagi Indonesia?
Walaupun tidak ada dampak langsung karena Indonesia bukan mitra dagang utama ke Inggris, namun dikhawatirkan dampak secara tidak langsung dapat mempengaruhi IHSG dalam jangka pendek. Pasar mungkin akan menghadapi reaksi psikologi berupa kepanikan sesaat karena munculnya ketidakpastian baru apabila Inggris memilih meninggalkan zona Eropa.
Secara teknikal, IHSG terlihat masih berkonsolidasi dengan bergerak mendatar cenderung naik. Indikator teknikal RSI dan MACD terlihat cenderung bergerak sideways, mengindikasikan bahwa IHSG masih berkonsolidasi dalam jangka pendek. Untuk pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di kisaran 4760-4790, sedangkan resistennya diperkirakan akan berada dikisaran 4900-4940.
Minggu ini tidak ada data penting dari dalam negeri yang ditunggu oleh para pelaku pasar. Sementara dari luar negeri, agenda dan data ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar pada pekan ini adalah:
- Hari Selasa: Rilis data ZEW Sentimen Ekonomi Jerman, Pernyataan Ketua Fed Janet Yellen
- Hari Rabu: Rilis data persediaan minyak AS, Pernyataan Ketua Fed Janet Yellen
- Hari Kamis: Rilis data klaim pengangguran AS, Brexit Vote
- Hari Jum’at: Rilis data Ifo Iklim Usaha Jerman, rils data Durable Goods AS
Untuk awal pekan, market dipekirakan akan melanjutkan konsolidasinya. Sementara di pertengahan pekan jelang makin dekatnya Brexit vote, volatilitas pasar kemungkinan akan meningkat. Jika nanti hasilnya Inggris memilih untuk tetap bertahan di Uni Eropa, maka IHSG berkemungkinan akan kembali naik menembus level 4900 lagi pada akhir pekan.
Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Bagi trader yang tidak suka volatilitas tinggi sementara bisa wait and see melihat perkembangan selanjutnya untuk menunggu kepastian dari hasil Brexit vote. Sementara bagi trader yang berpengalaman, bisa memilih untuk memanfaatkan volatilitas jangka pendek tersebut. Karena volatilitas yang tinggi adalah peluang bagi trader yang telah berpengalaman. Tetap selective trading pada saham-saham tertentu dan selalu kontrol resiko serta disiplin dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi yang dalam dan secara tiba-tiba adalah merupakan peluang untuk melakukan akumulasi pada saham-saham yang berkinerja bagus dan memiliki prospek cemerlang kedepan.
Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, ide trading, serta ingin bergabung ke dalam grup kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Safe Trading, Good Luck & GBU Always
Leave a Reply