IHSG Downtrend Mencoba Bertahan Di Level Support 5.900

Bursa saham Wall Street pada perdagangan akhir pekan yang hanya berlangsung setengah hari setelah kembali dari libur Thanksgiving ditutup melemah. Saham ritel melorot karena penjualan pada moment Black Friday tidak naik signifikan. Disisi lain, perselisihan AS-China atas Hong Kong memicu kecemasan investor akan meningkatnya ketegangan perang dagang kedua negara. China mengancam akan membalas AS setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang mendukung pemrotes pro-demokrasi di Hong Kong. Dow Jones ditutup turun 112,59 poin (-0,4%) menjadi 28.051,41, S&P 500 melemah 12,65 poin (-0,4%)menjadi 3.140,98 dan Nasdaq berkurang 39,7 poin (-0,46%) menjadi 8.665,47. Meski turun pada akhir pekan, namun secara mingguan Dow Jones mengalami kenaikan +0,63%, S&P 500 menguat +0,99% dan Nasdaq meningkat +1,71%. Selama bulan November, Dow Jones berhasil naik +3,7%, S&P 500 menguat +3,4% dan Nasdaq melesat +4,5%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG berhasil rebound pada perdagangan akhir pekan, setelah mengakhiri penurunan 6 hari berturut-turut. IHSG ditutup naik 58,77 poin (+0,99%) ke level 6.011,83, dengan diikuti oleh net sell asing sebesar Rp 239 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan, IHSG masih melemah -1,45% dengan disertai keluarnya dana asing dalam jumlah besar di pasar reguler senilai Rp 3 triliun. Sepanjang bulan November IHSG mengalami koreksi sebesar -3,48%. Dan secara year to date hingga akhir November, IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar -2,95%.

Sempat mendekati level terendah dalam 6 bulan dan meninggalkan level psikologis 6.000, IHSG akhirnya mampu bangkit di akhir pekan. Meski akhirnya mampu kembali keatas level 6.000, namun secara mingguan IHSG berakhir melemah dan melanjutkan penurunan menjadi 5 minggu berturut-turut. Pelemahan IHSG selama sepekan lebih diakibatkan oleh minimnya sentimen positif dari domestik. Adanya rebalancing portofolio indeks MSCI Indonesia serta kasus pembubaran beberapa produk reksadana yang dianggap bermasalah dan menyalahi aturan OJK juga dinilai melemahkan IHSG. Investor menghindari pasar saham karena khawatir redemption reksadana tersebut dapat menyeret turun portfolio sahamnya. Sementara dari sisi global, tarik-ulur perang dagang AS-China menjadi katalis negatif IHSG selama sepekan.

Meski berhasil rebound pada akhir pekan, namun secara teknikal IHSG masih terlihat jelas berada di fase downtrend dalam jangka pendek. Indikator teknikal MACD terlihat masih bergerak turun di bawah centreline, mengindikasikan bahwa trend pergerakan IHSG masih cenderung bergerak negatif. Untuk minggu ini, range pergerakan IHSG diperkirakan akan berada di kisaran area support 5.900 dan resistance di level 6.117.

Seperti biasa memasuki awal bulan, pelaku pasar akan mencermati rilis data manufaktur dan inflasi bulan November pada hari senin. BI memperkirakan inflasi November akan mencapai 0,18%. Sementara pada hari jum’at investor akan mencermati rilis data cadangan devisa hingga akhir november. Sedangkan dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari pelaku pasar pada pekan ini diantaranya adalah:

  • Senin 2 Desember 2019 : Rilis data manufaktur China, Rilis data manufaktur euro zone, Pernyataan Presiden ECB Lagarde, Rilis data manufaktur AS
  • Selasa 3 Desember 2019 : Keputusan suku bunga Australia
  • Rabu 4 Desember 2019 :Rilis data GDP Australia, Rilis data pekerjaan ADP Non Farm dan PMI non manufaktur AS
  • Kamis 5 Desember 2019 : Rilis data ritel dan neraca dagang Australia, Meeting OPEC, Rilis data perdagangan AS
  • Jum’at 6 Desember 2019 : Rilis data pekerjaan  dan tingkat pengangguran AS

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. IHSG kemungkian masih bergerak dalam tren turun jangka pendek. Namun setelah berhari-hari terus mengalami penurunan, kemungkinan minggu ini IHSG akan mencoba untuk rebound sehingga berpotensi bergerak dalam fase konsolidasi. Dari chart diatas terlihat bahwa IHSG masih akan mencoba untuk bertahan di support uptrend jangka menengah di level 5.900. Sementara untuk mengakhiri tren turun jangka pendeknya, IHSG harus dapat menjebol down trend resistance line di level 6.117. Meski aura negatif masih pekat menaungi IHSG, namun secara bulanan dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa tren pergerakan IHSG pada bulan Desember selalu menghijau. Semoga support level 5.900 dapat dipertahankan dan IHSG dapat rebound serta mengakhiri tahun ini dengan catatan positif.

Tetap disarankan untuk safe trading dan selalu waspada serta berhati-hati apabila kondisi pasar kembali menjadi tidak kondusif dan market mengalami ketidakpastian lagi. Terus cermati arah perkembangan pasar dan selalu kontrol resiko, sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive, bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki kinerja bagus dan prospek kedepan yang cerah.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*