Tren Naik Jangka Pendek Patah, IHSG Kembali Ke Fase Sideways

Bursa Wall Street ditutup menguat pada akhir pekan, setelah kekhawatiran akan pengetatan kebijakan moneter (tapering off) lebih cepat dari yang diharapkan oleh The Fed mulai mereda. Data ekonomi yang beragam dari AS dan China menunjukkan pemulihan yang sedang berlangsung dari resesi yang tercatat telah melewati puncaknya turut menjadi katalis positif reboundnya bursa saham AS. Pelaku pasar sekarang melihat ke pertemuan tahunan para pemimpin bank sentral utama AS di Jackson Hole Symposium, Wyoming pada tanggal 27 Agustus 2021 untuk mencari petunjuk dari Ketua The Fed Jerome Powell mengenai laju pemulihan yang diharapkan dan garis waktu untuk pengetatan kebijakan. Dow Jones ditutup naik 225,96 poin (+0,65%) menjadi 35.120,08, S&P 500 menguat 35,87 poin (+0,81%) menjadi 4.441,67 dan Nasdaq melonjak 172,88 poin (+1,19%) menjadi 14.714,66. Meski menguat di akhir pekan, namun ketiga indeks bursa saham utama AS semuanya membukukan kerugian mingguan dengan Dow Jones mengalami penurunan sebesar -1,11%, S&P 500 kehilangan -0,59% dan Nasdaq melemah -0,73%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG pada perdagangan akhir pekan bergerak bervariasi dan akhirnya ditutup menguat 38,45 poin (+0,64%) ke level 6.030,772. Investor asing tercatat membukukan pembelian bersih sebesar Rp. 293 miliar di pasar reguler. Secara mingguan IHSG turun -1,77%, meski investor asing mencatatkan net buy di pasar reguler senilai Rp. 2,77 triliun dalam sepekan.

Pasar saham Indonesia jatuh pada perdagangan pekan lalu mengikuti bursa saham utama dunia yang terguncang karena isu pengetatan kebijakan atau tapering off dari bank sentral AS. Mayoritas market saham global turun setelah risalah terakhir The Fed edisi Juli dirilis, dimana banyak anggota The Fed yang sepakat untuk melakukan pengurangan pembelian aset sebelum tahun ini. Namun sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters terhadap 43 institusi memperkirakan The Fed akan mulai terang-terangan mengumumkan pengurangan quantitative easing pada September 2021 dan baru akan benar-benar dilakukan pada Januari 2022 serta diperkirakan akan selesai pada kuartal IV-2022.

IHSG breakdown dari level support 6.048 dan sempat terhempas ke bawah level psikologis 6.000, sebelum akhirnya mampu ditutup di level 6.030 pada akhir pekan kemaren. Secara teknikal koreksi IHSG di bawah 6.048 telah mengakhiri tren naik jangka pendeknya (garis uptrend warna biru pada chart di bawah ini) dan kembali memasuki fase sideways jangka menengah. Penurunan IHSG masih tertahan oleh garis rata-rata MA 200 hariannya (garis warna merah) dan kembali rebound. Untuk minggu ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran area support 5.884 dan resistance di level 6.114. Indikator teknikal MACD yang bergerak turun menguji centreline, mengindikasikan bahwa IHSG bergerak dalam tren negatif jangka pendek.

Minggu ini tidak ada data ekonomi penting dari dalam negeri yang akan dirilis. Pelaku pasar hanya mencermati sisa rilis kinerja emiten kuartal kedua tahun ini yang belum keluar jelang batas akhir pelaporan mendekati akhir bulan ini. Sedangkan dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :  

  • Senin 23 Agustus 2021 : Rilis data manufaktur zone euro
  • Rabu 25 Agustus 2021 : Rilis data durable goods orders AS
  • Kamis 26 Agustus 2021 : Rilis data GDP AS, Pertemuan Jackson Hole
  • Jum’at 27 Agustus 2021 : Rilis data Price Index AS, Pernyataan Ketua The Fed Powell, Pertemuan Jackson Hole

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis di pekan ini. Kekhawatiran akan rencana tapering oleh The Fed kemungkinan masih akan membebani pasar saham global. Pelaku pasar akan mencermati pernyataan lanjutan dari Ketua The Fed Jerome Powell di pertemuan Jackson Hole akhir pekan nanti. Di sisi lain, penanganan kasus harian Covid-19 dan percepatan program vaksinasi nasional serta kelanjutan pengetatan PPKM level IV oleh pemerintah juga akan turut mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. 

Tetap disarankan safe trading dan hati-hati, serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/