Tembus Dan Bertahan Di Atas 7000, Bagaimana Pergerakan IHSG Selanjutnya?

Bursa Wall Street turun ke penutupan yang lebih rendah pada perdagangan akhir pekan dan mengakhiri pekan yang penuh gejolak, setelah imbal hasil US treasury mencapai level tertinggi dalam 16 tahun, dan investor mencerna revisi prospek hawkish Federal Reserve. Dow Jones turun 106,58 poin (-0,31%) menjadi 33.963,84, S&P 500 kehilangan 9,94 poin (-0,23%) ke posisi 4.320,06 dan Nasdaq melemah tipis 12,18 poin (-0,09%) menjadi 13.211,81. Ketiga indeks utama Wall Street mencatat kerugian mingguan, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase penurunan mingguan terbesar sejak Maret, setelah investor mencerna keputusan The Fed dan Ringkasan Proyeksi Ekonomi triwulanan dalam dot plot menunjukkan bahwa kebijakan moneter restriktif akan tetap berlaku lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Secara mingguan, Dow Jones melemah -1,89%, S&P 500 merosot -2,93% dan Nasdaq ambles -3,62%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup naik 25,377 poin (+0,36%) ke level 7.016,844 di perdagangan akhir pekan. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 217 milyar di pasar regular, dan nilai tukar rupiah ditutup dikisaran level Rp. 15.358/USD pada akhir pekan. Dalam sepekan IHSG berhasil menguat sebesar +0,49%, dengan diikuti net buy investor asing di pasar regular senilai Rp. 900 miliar selama seminggu.

Pasar saham Indonesia bergerak cukup volatile sepanjang pekan, meski akhirnya berhasil di apresiasi positif dan ditutup di atas level psikologis 7.000 untuk pertama kalinya di tahun ini. IHSG bahkan sempat mencetak angka tertingginya tahun ini di level 7.046,48 pada tengah pekan. Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini di antaranya adalah  keputusan The Fed yang mempertahankan tingkat suku bunga pada level 5,25%-5,5%, namun memberikan outlook yang sedikit hawkish. The Fed masih berupaya untuk menurunkan inflasi, sehingga membuka peluang untuk kenaikan suku bunga satu kali lagi pada sidang berikutnya di bulan November atau Desember.

Sementara BI juga memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 5,75% sesuai ekspektasi dan memberikan outlook bahwa ada ruang untuk memangkas suku bunga karena perkembangan ekonomi dalam negeri tampak cukup baik dan stabil, namun masih berhati-hati dengan potensi kenaikan suku bunga dari The Fed. Di sisi lain, aturan bursa karbon yang akan segera berjalan, menjadi katalis positif bagi para emiten yang diuntungkan karena memiliki kredit karbon dan terkait EBT (Energi Baru Terbarukan), sehingga menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG sepanjang pekan.

Secara teknikal, IHSG akhirnya berhasil ditutup di atas level psikologis 7.000 untuk pertama kalinya di tahun ini. IHSG terlihat bergerak mixed di fase uptrend dalam jangka pendek membentuk higher high dalam pola rising wedge pattern. Support IHSG terdekat di 6955, dengan support selanjutnya di 6900. Sementara itu resistance IHSG berada di 6.953, yang jika dapat terlewati akan membuka peluang kembali rally menguat menuju target dikisaran 7.110-7.130. Indikator teknikal MACD yang telah golden cross dan volume transaksi yang masih tipis di bawah rata-rata, mengindikasikan bahwa IHSG masih bergerak dalam fase konsolidasi cenderung positif.

Untuk minggu ini tidak ada data ekonomi penting dari dalam negeri yang akan dirilis. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Senin 25 September 2023 : Rilis data iklim bisnis Jerman
  • Selasa 26 September 2023 : Rilis data keyakinan konsumen AS
  • Rabu 27 September 2023 : Rilis data inflasi Australia, Rilis data durable goods orders AS
  • Kamis 28 September 2023 : Rilis data inflasi Jerman, Rilis data GDP dan klaim pengangguran AS, Pidato Ketua Fed Powell
  • Jum’at 29 September 2023 : Pidato Presiden ECB Lagarde, Rilis data inflasi zona euro, Rilis data indeks harga AS

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Perhatian pelaku pasar pekan ini akan tertuju pada rilis data GDP AS dan pidato ketua Fed Powell. Disamping itu, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh harga komoditas dunia dan pergerakan nilai tukar rupiah. Walaupun IHSG terlihat masih uptrend, namun tetap perlu berhati-hati karena kondisi pasar saham dunia sedang kurang kondusif, terutama bursa saham AS yang terlihat mulai masuk dalam fase downtrend jangka pendek.

Untuk itu tetap disarankan safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*