Ada Apa Dengan IHSG??

Wall Street menutup perdagangan akhir pekan kemaren dengan bergerak mixed. Dow Jones dan S&P 500, berhasil mencetak rekor penutupan harga baru, terdorong oleh aksi merger dan akuisisi yang dilakukan sejumlah perusahaan, walaupun rilis data pendapatan dan belanja pribadi serta sentimen konsumen mengecewakan. Dow Jones ditutup naik 18,43 poin (+0,11%) ke level 16.717,17, S&P 500 menguat 3,54 poin (+0,18%) ke level 1.923,57, namun Nasdaq berakhir melemah 5,33 poin (-0,13%) ke level 4.242,62. Dalam sepekan Dow Jones tercatat menguat +0,7%, S&P 500 naik +1,2%, dan Nasdaq menanjak +1,4%. Selama perdagangan Bulan Mei, Wall Street berhasil mencatat penguatan bulanan terbesar sejak Februari, dengan Dow Jones naik +0,8%, S&P 500 bertambah +2,1%, dan Nasdaq menguat +3,1%.

Dari dalam negeri, IHSG gagal kembali ke level 5.000 pada perdagangan Jum’at akhir pekan kemaren. Sempat mencapai level tertinggi di 4.998,094 pada awal pembukaan, IHSG malah meninggalkan level 4.900, dengan ditutup turun 91,67 poin (-1,84%) di level 4.893,908, dimana investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 965 miliar di pasar reguler. Koreksi ini menyebabkan IHSG turun -1,59% sepanjang pekan lalu, dengan hanya 3 hari perdagangan.

Koreksi yang dialami IHSG pada akhir pekan kemaren terlihat cukup mengkhawatirkan. Apalagi koreksi ini diikuti oleh net sell asing dalam jumlah yang besar. Asing yang mencatatkan net sell sekitar Rp. 500 milyar sebelum market pre-closing, tiba-tiba saja menjual portfolionya dengan beberapa poin di harga bawah pada saat pembentukan harga, dan membuat net sell asing langsung melonjak menjadi Rp. 965 miliar hanya pada saat closing time. Sebuah fenomena yang cukup aneh menurut saya, ditengah Bursa global dan regional yang masih bergerak positif. Jelas ini merupakan sentimen dari dalam negeri sendiri. Belum diketahui alasannya.. apakah karena data makro ekonomi yang akan dirilis besok Senin bakalan jelek? ataukah ini adalah jualan jelang piala dunia (World Cup) dan awal puasa? Atau memang kans Prabowo untuk memenangkan Pilpress pada 9 Juli nanti menguat dengan banyaknya dukungan yang mulai mengalir ke kubunya? Atau karena apa??… Saya masih kurang jelas.

Rebalancing Asia Pacific Index

Salah satu alasan yang saya peroleh adalah adanya rebalancing pada MSCI Asia Pacific Index, yang terjadi pada akhir bulan Mei, yaitu pada perdagangan akhir pekan kemaren. Dari data yang saya peroleh dibawah ini, salah satu sekuritas asing, yaitu CS melakukan rebalancing portfolio dengan melakukan net sell sebesar US$ 28,7 million (US$49,7mn buy and US$78,4mn sell). Terdapat 5 saham yang diupgrades dan 25 saham yang didowngrades. Mengenai saham2nya apa saja, saya juga kurang jelas karena saya tidak mendapatkan full reportnya, hanya terbatas pada data dibawah ini saja.

MSCI_IndexJika dilihat perubahan yang terjadi pada MSCI Indonesia Small Cap Index, dimana saham2 yang masuk kedalam index tersebut seperti INKP, SIDO, INVS dan SILO memang ditutup dengan melonjak naik, sedangkan saham2 yang dikeluarkan dari index tersebut seperti AKRA, BISI, BORN, ECII, HEXA, MTLA dan KKGI langsung anjlok pada saat closing pembentukan harga, maka bisa jadi penurunan kemaren adalah akibat adanya rebalancing pada index tersebut. Namun bagaimana dengan anjloknya saham2 blue chip, seperti ASII, BBRI, BBCA, BBNI, SMGR, PGAS, dll pada saat closing pembentukan harga?? Apakah alasan terjadinya rebalancing portfolio tersebut masih bisa digunakan?. Ataukah ada alasan lainnya?

Data Fundamental Makro Ekonomi Mulai Tidak Kondusif

Alasan lainnya yang saya pikir adalah pelaku pasar juga mulai mengantisipasi data makro ekonomi yang akan rilis besok senin, seperti inflasi bulan Mei dan neraca perdagangan bulan April. BI memperkirakan laju inflasi pada Mei berada di bawah 0,2% (positive), sedangkan neraca perdagangan pada April 2014 diperkirakan bakal defisit (negative), disebabkan karena adanya peningkatan impor sebesar 11% pada April bila dibandingkan bulan sebelumnya. Memang jelang Ramadhan import akan selalu naik, dan ini adalah siklus musiman. Itu artinya hingga 3 bulan kedepan (Mei-Juli), import akan naik sehingga neraca perdagangan masih akan mengalami difisit kedepannya jika pemerintah gagal mengantisipasinya. Belum lagi Rupiah yang mulai kembali melemah mendekati level Rp. 11.700,-/USD. Jelas hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, setelah seperti yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi Q1-2014 hanya tumbuh sebesar 5,21%, sangat jauh dibawah harapan, yang akhirnya membuat BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 secara keseluruhan.

Ditengah kondisi fundamental ekonomi yang sedang tidak kondusif, IHSG masih mencatatkan kinerja yang positif. IHSG saat ini telah naik sebesar +14,5% secara year to date dan mencatatkan sebagai salah satu Bursa dengan kenaikan tertinggi di dunia. Kita tahu bahwa salah satu faktor penyebab kenaikan IHSG sejak dari awal tahun adalah sentimen pemilu. Sentimen ini terlihat jauh lebih dominan dibandingkan dengan sentimen fundamental emiten, sentimen dari data-data ekonomi maupun sentimen global, dan telah membuat aliran dana asing, setidaknya hingga hari rabu 28 Mei 2014 kemarin, masih terus mengalir masuk ke Bursa Efek Indonesia. Sentimen tersebut adalah Jokowi Effect…

Namun seiring dengan berjalannya waktu, dengan terbentuknya koalisi dan deal-deal politik, market melihat bahwa perjuangan kedepan untuk Jokowi terlihat cukup berat. Terlebih lagi jika nantinya Partai Demokrat bergabung ke poros Prabowo yang kabarnya akan menyatakan sikap pada tanggal 1 Juni ini (hingga ulasan ini ditulis belum ada kabar pasti kemana PD akan berlabuh). Berdasarkan survey LSI terakhir, elektabilitas Jokowi-JK mencapai 35,42%, sedangkan Prabowo-Hatta mencapai 22,75%. Selisih kedua pasangan sebesar 13%, namun keduanya masih punya peluang untuk meningkatkan perolehan suaranya, karena sebanyak 41,83% (swing voter) belum menentukan pilihannya.

Dari ketatnya persaingan ke-2 capres-cawapres dan peluang2 yang ada, maka sentimen positif dari pemilu, sepertinya tidak akan berlanjut untuk sementara waktu ini. Setidaknya hingga pilpres nanti. Market perlahan mulai menge-just dan kembali ke nilai wajar fundamentalnya.

Piala Dunia dan Awal bulan Puasa

Alasan lain yang saya pikir cukup berpengaruh adalah Piala Dunia dan Puasa yang kian mendekat. Piala Dunia 2014 yang akan digelar di Brazil dimulai 12 Juni sampai 13 Juli 2014 dan awal Puasa Ramadhan dimulai 28 Juni 2014, dapat menyebabkan turunnya produktifitas pelaku pasar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergerakan bursa saham Indonesia umumnya menjadi cenderung sepi, dan volume transaksi juga cenderung menurun.

Selain itu, minimnya sentimen positif dari dalam negeri, pasca rilis laporan keuangan Q1-2014 dan hampir selesainya pembagian deviden serta ketatnya persaingan antara 2 capres-cawapres yang akan maju di pilpres 9 juli nanti, membuat pelaku pasar berhati-hati dan mulai mengamankan keuntungan yang telah diperoleh sejak IHSG memulai rally kenaikannya dari awal tahun.

Alasan apapun sebagai seorang trader kita harus siap menghadapinya. Harga market yang kita lihat saat ini adalah nilai yang real. Seperti yang disebutkan dalam Dow Theory yaitu “market discount everything”, yang artinya kurang lebih adalah harga yang ada saat ini di pasar telah mencerminkan ekspektasi-ekspektasi kedepan dan pasar sudah memperhitungkan semua berita yang ada.

Technically, Pola Bearish Engulfing yang terbentuk pada IHSG merupakan sebuah pola bearish reversal. Indikator teknikal yang bergerak negatif, dimana Stochastic dan MACD yang telah death cross, menunjukan kecenderungan indeks untuk akan bergerak negatif. IHSG juga telah break low dari support bullish up trend line dengan volume transaksi yang meningkat tajam, mengindikasikan pelemahan akan berlanjut. Untuk besok senin, IHSG diperkirakan akan menguji support di 4865, dengan ressiten di 4945. Jika nantinya support di 4865 gagal dipertahankan, maka terbuka potensi bagi IHSG untuk melanjutkan penurunannnya lebih lanjut menuju level 4800, hingga level 4725.

01Juni14-IHSGBagi anda yang berminat untuk mendapatkan ulasan market tiap pagi seperti diatas, guna memperoleh pencerahan mengenai potensi arah pergerakan market sebelum memulai trading, serta untuk mendapatkan  ide trading atau trading plans dari saham-saham yang berpotensi memberikan profit dan masuk kedalam stock picks pilihan kami, maka anda dapat bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Untuk yang berminat bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Save Trading, Good Luck & GBU Always..

Stefanus Mulyadi Handoko

08123543925

PIN BBM: 26025C5A

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*