Trend Naik Jangka Pendek IHSG Telah Patah, What Next??

Akhir pekan kemaren, IHSG ditutup turun 47,616 poin (-0,92%) ke level 5.136,863, dengan pemodal asing mencatatkan net sell secara keseluruhan sebesar Rp. 749 miliar. Pelemahan IHSG terjadi karena banyak saham blue chips yang ditekan turun cukup dalam pada saat masa pre closing, akibat adanya rebalancing MSCI index. Selama sepekan kemaren IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar -1,19%, karena lebih banyak dipengaruhi isu seputar kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun sepanjang bulan Agustus IHSG masih mampu mencatatkan kenaikan sebesar +0,94%.

Sementara itu dari AS, Wall Street ditutup dengan penguatan tipis pada akhir pekan kemaren. Apiknya data ekonomi AS, berhasil meredam kecemasan terhadap kondisi geopolitik internasional. Dow Jones bertambah 18,88 poin (+0,11%) ke level 17.098,45, S&P 500 naik 6,63 poin (+0,33%) berakhir pada 2.003,37, dan Nasdaq menguat 22,58 poin (+0,50%) ke level 4.580,27. Dengan kenaikan tersebut, maka sepanjang pekan lalu Dow Jones tercatat mengalami kenaikan sebesar +0,57%, S&P 500 bertambah +0,75% dan Nasdaq menguat +0,92%.

Minimnya sentimen baru dan ketidak jelasan mengenai kebijakan kenaikan BBM bersubsidi, membuat IHSG bergerak flat cenderung melemah. Namun kepastian datang di akhir pekan setelah Presiden SBY melalui Youtube menegaskan alasannya tidak bisa menaikkan harga BBM subsidi saat ini. Dengan demikian, jika di pemerintahan saat ini tidak terealisasi, pelaku pasar masih akan tetap menunggu dan meminta kepastian dari pemerintahan selanjutnya. Hal ini membuat ketidakpastian di market kembali terjadi dan ini adalah sesuatu yang tidak disukai oleh pelaku pasar.

Untuk pekan depan, seperti biasanya di awal bulan, para pelaku pasar menunggu data ekonomi dalam negeri seperti inflasi dan neraca perdagangan yang akan dirilis besok senin. BI memperkirakan inflasi bulan Agustus 2014 sebesar 0,42%, atau lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,93%. Rendahnya inflasi di bulan Agustus dibanding bulan sebelumnya lebih disebabkan karena pasca lebaran dan tidak adanya biaya masuk anak sekolah. Sedangkan untuk neraca perdagangan, perkiraan BI akan terjadi sedikit surplus perdagangan untuk bulan Juli 2014, walaupun masih terjadi silang pendapat diantara para analis mengenai apakah akan terjadi surplus atau defisit di bulan Juli 2014.

Secara teknikal, penurunan pada akhir pekan kemaren telah mematahkan trend kenaikan jangka pendek IHSG. Penurunan kemaren juga membuka potensi koreksi lanjutan bagi IHSG menuju support 5043-5000. Indikator teknikal yang bergerak negatif, dimana Stochastic dan MACD yang bergerak turun, mengindikasikan kecenderungan indeks untuk bergerak melemah. Namun untuk hari Senin besok, peluang teknikal rebound masih terbuka, mengingat koreksi yang terjadi pada akhir pekan kemaren akibat tekanan jual yang terjadi di masa pre closing. Dan biasanya saham-saham yang ditekan pada masa pre closing, akan rebound dulu pada saat opening besok.

31Agustus14-IHSG

Untuk besok senin IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support berada di gap 5113, sedangkan resistennya berada di 5180. Jika support gap 5113 gagal dipertahankan, maka IHSG akan melanjutkan penurunannya menuju gap-gap bawah selanjutnya, yaitu gap 5087-5076 dan gap 4999-4989. Jadi untuk saat ini gunakan support 5113 sebagai “critical poin” untuk mendeteksi penurunan lebih lanjut. Karena apabila support tersebut tertembus ke bawah, maka IHSG akan cenderung menuju target dikisaran 5043-5000 lagi.

Dari saham-saham yang saya amati, saat ini belum ada indikasi penguatan yang bagus. Di tengah pelemahan yang terjadi pada saham blue chips, saham sektor konstruksi terlihat masih berusaha menguat dan menahan koreksi pada IHSG. Namun karena belum adanya indikasi yang kuat, maka saya masih ragu dengan keberlanjutan penguatannya. Saham banking sektor masih cenderung melemah, setelah bank2 secara umum menurunkan target rencana bisnisnya dan target pertumbuhan akibat adanya koreksi pada pertumbuhan ekonomi. Sementara itu saham sektor CPO masih susah bangkit dan cenderung tertekan. Minimnya permintaan dari negara importir ditambah meredanya kecemasan terhadap badai el-nino dan melimpahnya suplai di pasar membuat harga komoditi CPO masih terus turun. Sedangkan saham sektor mining dan batu bara masih mengalami konsolidasi.

Selalu terapkan kontrol resiko sebelum masuk ke market dan lakukan money manajemen dengan baik. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ide trading atau trading plans dari saham-saham yang berpotensi memberikan profit, serta ingin mengkonsultasikan portfolio anda, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Bagi yang berminat untuk bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Save Trading, Good Luck & GBU Always..

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*