Trend Jangka Pendek IHSG Telah Berubah Turun, What Next??

Akhir pekan kemaren, Bursa saham AS berhasil rebound dan mengakhiri penurunan selama 4 hari berturut dengan ditutup menguat. Wall Street tetap bertahan di level penguatan di tengah rilis data PDB AS yang tumbuh 2,2% di kwartal keempat (dibawah ekspektasi 2,4%) dan komentar dari Yellen yang datang 15 menit sebelum pasar ditutup. Yellen mengharapkan Fed untuk menaikkan suku bunga tahun ini dan bahwa kenaikan berikutnya akan dilakukan secara bertahap. Dow Jones berhasil naik 34,43 poin (+0,19%) ke level 17,712.66, S&P 500 bertambah 4,87 poin (+0,24%) menjadi 2,061.02, dan Nasdaq menguat 27,86 poin (+0,57%) menjadi 4,891.22. Walaupun menguat di akhir pekan, namun sepanjang pekan kemaren Wall Street berada dalam tekanan jual, akibat kekhawatiran akan turunnya kinerja keuangan emiten 1Q2015 yang disebabkan oleh penguatan USD dapat memberikan sentiment negatif bagi perusahaan multinasional AS, membuat Dow Jones turun -2,29%, S&P 500 melemah -2,23% dan Nasdaq berkurang -2,69% dalam sepekan.

Dari dalam negeri, IHSG berhasil rebound di akhir pekan dengan menguat 28,054 poin (+0,52%) ke level 5.396,854. Dana asing belum berhenti mengalir keluar dari lantai bursa. Tercatat net sell asing sebesar Rp. 587 milyar di pasar regular. Walaupun menguat diakhir pekan, namun dalam sepekan IHSG masih melemah -0,85%. Selama sepekan kemaren IHSG cenderung bergerak flat-turun, tertekan oleh aksi jual asing yang membukukan net sell hampir sekitar Rp 2,55 triliun, dan menjadikan net sell asing berturut-turut dalam 3 pekan terakhir.

Sentimen eksternal mengenai kepastian kenaikan suku bunga The Fed (FFR/Fed Fund Rate) masih mendominasi pasar keuangan sepanjang pekan lalu. Sentimen ini diperkirakan masih akan terus membayangi mata uang global dan indeks bursa saham dunia hingga adanya kepastian waktu kenaikan dan besaran kenaikan suku bunga FFR tersebut. Belum adanya kepastian ini membuat mata uang dan bursa saham dunia bergerak volatile, tidak terkecuali Rupiah dan IHSG. Ketidakpastian inilah yang membuat investor asing terus melakukan aksi jual di bursa kita sejak dari 3 pekan lalu atau seminggu sebelum FOMC terakhir digelar. Investor asing sepertinya cenderung menghindari aset-aset berisiko, dan beralih pada dollar AS, meski ekspektasi data makroekonomi Indonesia seperti inflasi dan neraca perdagangan Indonesia masih positif.

Pekan depan, pelaku pasar untuk sementara akan beralih pada data ekonomi dalam negeri yang siap dirilis di awal bulan, seperti inflasi dan ekspor impor Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 mengalami surplus US$ 740 juta. Secara kumulatif, neraca perdagangan pada Januari-Februari 2015 tercatat surplus US$ 1,48 miliar. Sementara itu, setelah pada Januari 2015 mengalami deflasi sebesar 0,24% dan pada Februari 2015 deflasi sebesar 0,36%, maka untuk bulan Maret 2015, BI memperkirakan akan terjadi inflasi pada kisaran 0,27-0,3%.

Setelah mengakhiri konsolidasi jangka pendeknya di 5405-5465, dengan bergerak turun menembus kebawah level psikologis 5400 pada pertengahan pekan lalu, akhir pekan kemaren IHSG berhasil rebound kembali mendekati level 5.400. Masih berlanjutnya foreign outflow yang terjadi, membuat kemungkinan IHSG akan segera melanjutkaan rally kenaikannya dalam waktu dekat cukup kecil. Selama investor asing melakukan profit taking dengan melakukan distribusi, maka IHSG akan mengalami kesulitan untuk mencetak harga tertinggi baru lagi.

Technically, keluarnya IHSG dari area konsolidasi 5405-5465 membuat trend jangka pendek IHSG berubah dari sideways menjadi turun. Untuk awal pekan besok, IHSG berpeluang melanjutkan rebound secara terbatas dengan bergerak menguji resisten 5409 hingga 5422. Sedangkan untuk level supportnya diperkirakan berada di level 5367. Pola bullish engulfing yang terbentuk dengan volume transaksi tipis, mengindikasikan pola rebound yang lemah. Indikator teknikal Stochastic dan MACD yang masih bergerak turun, mengindikasikan bahwa indeks masih dalam trend pergerakan negatif. “Selama IHSG gagal menguat keatas level 5465, maka indeks masih bergerak dalam trend turun jangka pendeknya”. Untuk sepanjang pekan depan, IHSG kami perkirakan akan bergerak dengan kecenderungan flat-turun di kisaran 5.335–5.442.

29Mar15-IHSG

Dalam kondisi asing yang melakukan distribusi seperti saat ini, sering kali terjadi rotasi saham setiap harinya secara bergantian naik dan turun seakan-akan untuk menjaga IHSG. Pekan lalu, sentimen positif dari cum date deviden BBRI, BMRI, BBNI membuat saham2 tersebut terlihat cukup kuat dan menjaga IHSG untuk tidak turun. Dengan potensi terjadinya rebound di awal pekan besok, beberapa saham yang terlihat cukup menarik dan dapat direkomendasikan untuk trading pendek adalah:

  1. BSDE tertahan oleh support 1995-2000. Spekulasi buy dapat dilakukan diarea support dengan target profit taking di 2085-2110. Stoploss jika break low 1995.
  2. SMRA juga tertahan oleh supportnya di 1585-1590. Selama bertahan disupport tersebut, saham ini berpotensi menguat dengan target terdekat di 1720-1735. Stoploss jika break low 1585.
  3. TOTL sedang tertahan oleh resisten 1030. Buy jika dapat break out resisten tersebut, dengan target terdekat di 1050 dan target selanjutnya di 1080. Stoploss jika close di bawah 995.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading seperti diatas, serta ingin mengkonsultasikan portfolio anda, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Mengenai rekomendasi saham beserta detail support dan resisten, serta target dari saham-saham yang menarik untuk dapat diakumulasi akan diulas khusus di area member premium. Untuk info selengkapnya dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Save Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*