IHSG Tidak Bertenaga, Ada Apa?

Akhir pekan kemaren, Wall Street ditutup naik terdorong oleh laporan kinerja emiten yang umumnya positif. Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencetak rekor penutupan tertinggi baru, didorong oleh lonjakan saham-saham perusahaan teknologi seperti Amazon, Microsoft dan Google. Dow Jones berhasil naik 21,45 poin (+0,12%) ke level 18,080.14, S&P 500 bertambah 4,76 poin (+0,23%) menjadi 2,117.69, dan Nasdaq menguat 36,02 poin (+0,71%) menjadi 5,092.08. Dengan penguatan tersebut, maka sepanjang pekan kemaren Wall Street berhasil naik dengan Dow Jones mengalami kenaikan sebesar +1,42%, S&P 500 menguat +1,75%, dan Nasdaq melonjak +3,25% dalam sepekan. Kenaikan pasar saham AS lebih dipicu oleh kinerja keuangan perusahaan yang cukup baik. Menurut data Reuters, dari 391 perusahaan yang ada di dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan pendapatannya, sekitar 71,1% telah melampaui ekspektasi keuntungan para analis.

Sementara itu dari dalam negeri, IHSG melanjutkan konsolidasinya dengan ditutup turun tipis 0,85 poin (-0,02%) ke level 5.435,35, dimana investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 111 milyar dipasar reguler. Selama pekan kemaren, IHSG hanya berhasil menguat pada hari Selasa, dengan lonjakan sebesar +1,11% ke level 5.460,57. Namun kenaikan itu hanya cukup untuk mendorong indeks naik +0,46% dalam sepekan. Investor asing kembali mencatatkan net sell sebesar Rp. 928 milyar di pasar regular sepanjang pekan lalu. Walaupun asing terus melakukan net sell, namun sentimen dari pembagian deviden para emiten, serta efek stimulus dari China dan Jepang yang membuat bursa regional menguat, menjadi sentimen positif bagi IHSG untuk tidak turun sepanjang pekan lalu.

Untuk pekan depan, investor cenderung menanti laporan kinerja keuangan para emiten di kuartal I-2015, serta data GDP Indonesia dan AS di kuartal I-2015. Pasar juga kembali menunggu hasil rapat reguler The Fed dalam FOMC yang akan digelar pada 29-30 April 2015. Selain itu, harga minyak dunia yang mulai bergerak menguat dan negosiasi utang Yunani, juga turut menjadi perhatian para pelaku pasar dan bisa mempengaruhi pergerakan market untuk sepekan kedepan.

Technically, IHSG masih bergerak sideways dalam kisaran sempit dikisaran 5425-5465. Bahkan saking sideways-nya pergerakan IHSG, dalam dua hari terakhir cuma ditutup turun tidak lebih dari 1 poin. Walaupun short term IHSG masih dalam kondisi sideways, namun dari indikator teknikal, kondisi IHSG terlihat tidak begitu baik. Indikator teknikal Stochastic yang kembali death cross, sedangkan MACD bergerak mendatar diatas centreline dengan histogram bar masih dibawah signal, mengindikasikan kecenderungan IHSG berkonsolidasi condong untuk bergerak melemah. Untuk besok senin, IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5415, sedangkan resistennya berada di level 5474.

25Apr15-IHSG

Pekan kemaren, emiten di BEI mulai mengumumkan kinerja 1Q-2015, dimana hasilnya lebih banyak yang mengecewakan. Beberapa emiten yang mengeluarkan laporan kinerja yang mengecewakan diantaranya adalah BDMN, BNGA, AALI dan TINS. Sementara ELSA, BBNI dan BMRI memang mencatatkan kenaikan laba bersih, namun katanya masih berada di bawah perkiraan konsensus analis. Hanya UNVR yang tercatat mengalami kenaikan laba bersih dan berada diatas ekspektasi analis, namun kenaikan saham ini sepertinya juga sudah mencerminkan kinerjanya saat ini, sehingga potensi keberlanjutannya untuk sementara diragukan.

Banyaknya kinerja emiten yang dibawah ekspektasi konsensus analis, jelas merupakan sebuah hasil yang buruk. Kinerja buruk emiten di kwartal I-2015 ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal I kemungkinannya juga belum akan membaik. Memang masih terlalu dini karena baru beberapa emiten yang merilis kinerjanya, namun kedepan, tidak menutup kemungkinan adanya peluang riset dari beberapa sekuritas untuk melakukan downgrade atas target IHSG, beserta rekomendasi saham-sahamnya yang diperkirakan juga akan banyak diturunkan dari target pricenya, jika nantinya memang bermasalah dengan kinerja kuartal I-2015 nya.

Kekhawatiran akan buruknya kinerja keuangan emiten di kuartal pertama tahun ini dan aksi jual investor asing yang terus berlanjut bisa membuat IHSG kembali tertekan. Dalam kondisi IHSG masih kurang kondusif, disarankan untuk melakukan safe trading dan tidak perlu terlalu agresif sampai kondisi terlihat membaik dan ada arah yang lebih jelas.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Mengenai detail support dan resisten, serta target dari saham-saham yang menarik untuk diakumulasi akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ide trading dan ingin mengkonsultasikan portfolio anda, maka segera bergabunglah ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com. Untuk info selengkapnya dapat melihatnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Save Trading, Good Luck & GBU Always

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*