Tekanan Jangka Pendek Mulai Berkurang, IHSG Berpeluang Rebound Terbatas

Bursa saham AS ditutup mixed dengan sebagian besar saham terkoreksi pada perdagangan akhir pekan kemaren. Rilis data pekerjaan yang meningkat tajam dari perkiraan menimbulkan spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunganya di tahun ini. Tingkat pengangguran naik tipis dari 5,4% menjadi 5,5% karena jumlah rakyat AS yang mencari pekerjaan meningkat. Sementara itu, data payroll meningkat tajam pada bulan Mei tercatat 280.000 pekerja melebihi perkiraan sebanyak 226.000 dan penghasilan per jam naik dari tahun lalu serta upah pekerja dibayar lebih cepat. Dow Jones di tutup turun 56,12 poin (-0,31%) menjadi 17.849,46, S&P 500 melemah tipis 3,01 poin (-0,14%) menjadi 2.092,83, namun Nasdaq berhasil menguat tipis 9,33 poin (+0,18%) ke level 5.068,46. Selama sepekan Wall Street dipengaruhi oleh data-data ekonomi, volatilitas imbal hasil obligasi dan krisis utang Yunani yang belum terselesaikan, sehingga mendorong Dow Jones turun -0,90%, S&P 500 kehilangan -0,69% dan Nasdaq melemah tipis -0,03%.

Dari dalam negeri, IHSG akhirnya mampu di tutup tipis di zona hijau berkat aksi beli jelang penutupan. IHSG berhasil menguat 4,751 poin (+0,09%) ke level 5.100,572, mengakhiri koreksi yang terjadi dalam 6 hari berturut-turut sebelumnya. Walaupun naik tipis di akhir pekan, namun investor asing masih terus membukukan net sell. Tercatat dana asing yang keluar sebesar Rp. 380 milyar dari pasar reguler. Sepanjang pekan kemaren, IHSG anjlok turun sebesar -2,22%, tergerus oleh aksi jual asing yang mencapai Rp. 1,455 triliun di pasar reguler dan naiknya angka inflasi di bulan Mei 2015 sebesar 0,50%, menjadikan inflasi year-on-year berada di 7,15%. Naiknya inflasi bulan Mei 2015 turut menjadi penekan rupiah pada pekan lalu, hingga berujung pada ambruknya nilai tukar rupiah ke level terendah sejak 1998 silam.

Tingginya inflasi bulan lalu menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena pada bulan Juni dan Juli inflasi diprediksi akan kembali naik seiring datangnya bulan Ramadan dan Lebaran. Sementara itu, kondisi ekonomi yang belum juga membaik, pelemahan nilai tukar Rupiah dan minimnya sentimen positif, serta kondisi dari bursa global yang sedang berada dalam trend turun, turut menjadi penekan IHSG hingga kembali ke level 5000-an, sebelum akhirnya di tutup bertahan dilevel psikologis 5100 pada akhir pekan kemaren.

Sesuai analisa pekan lalu, “IHSG Kembali Masuk Downtrend, What Next?”. Pasar saham memang kembali berada dalam trend turun jangka pendeknya sejak melemah dari level 5347 pada tanggal 26 mei 2015 lalu. Sementara itu, trend jangka menengah IHSG belum berubah dan masih berupa trend turun sejak menembus ke bawah support 5350 pada maret 2015 lalu. Walaupun demikian, IHSG masih bergerak naik di dalam channel uptrend jangka panjangnya yang terbentuk sejak Agustus 2013 (garis warna hitam). Jadi meskipun masih ada tekanan dalam pergerakan IHSG, namun untuk pekan depan IHSG berpeluang mengalami konsolidasi cenderung rebound terbatas, setelah mengalami tekanan selama hampir 2 pekan. Saat ini IHSG sedang mecoba untuk bertahan di kisaran support long term uptrend channelnya, sehingga terbuka potensi untuk rebound sementara selama bertahan di support tersebut.

 07Juni15-IHSG

Technically untuk senin awal pekan besok, IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dengan support diperkirakan berada di 5075 dan resisten berada di 5140. Indikator teknikal Stochastic yang memasuki area over sold dan masih bergerak turun, sedangkan MACD bergerak turun diarea negatif, serta volume transaksi yang menurun, mengindikasikan bahwa indeks masih dalam trend pergerakan negatif. Sementara itu untuk sepekan kedepan, trading range IHSG diperkirakan berada di kisaran support 5015-5050, sedangkan resistennya diperkirakan akan berada dikisaran 5180-5224 (garis MA 200).

 07Juni15-IHSG1

Belum adanya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri membuat pasar saham masih cenderung tertekan. Namun mendekati area support 5000 an, mulai ada sedikit perlawanan. Jika bertahan ada potensi rebound, walaupun minimal. Tapi jika level psikologis 5000 ini dijebol ke bawah, maka IHSG akan kembali dalam tekanan jual menuju kisaran level 4800.

Untuk pekan depan, saya prediksikan IHSG cenderung berkonsolidasi dengan potensi rebound terbatas, sebelum kembali turun pada 2 pekan mendatang, karena IHSG akan memasuki bulan Ramadhan. Seperti diketahui, bulan Ramadhan dalam beberapa tahun terakhir itu identik dengan turunnya volume transaksi perdagangan. Selain itu pada 2 pekan mendatang ada agenda penting, yaitu FOMC meeting pada tanggal 16-17 Juni 2015. Rilis data ketenagakerjaan akhir pekan kemaren yang mencatatkan kenaikan tajam di luar perkiraan kian memicu spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan September nanti. Biasanya mendekati FOMC market global akan cenderung tertekan dan Dollar AS akan terus menguat karena ekspektasi dari kenaikan suku bunga AS tersebut.

Karena IHSG masih dalam fase downtrend, maka untuk trader disarankan tetap berhati-hati dalam menetapkan strategi trading jangka pendek, terutama jika investor asing masih getol melakukan penjualan bersih. Sedangkan bagi investor atau trader konservatif lebih disarankan untuk wait & see dulu sambil menunggu hingga kondisi market membaik dan trend kembali menjadi positif.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis untuk pekan ini. Mengenai detail support dan resisten, serta target dari saham-saham yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Save Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*