Ketidakpastian Jelang FOMC Meeting, Bagaimana IHSG Akan Bergerak?

Setelah berfluktuasi karena menunggu pertemuan The Fed pekan depan, Bursa saham Wall Street akhirnya mampu di tutup menguat pada akhir pekan kemaren. Dow Jones ditutup naik 102,69 poin (+0,63%) ke 16.433,09, S&P 500 menguat 8,76 poin (+0,45%) ke 1.961,05 dan Nasdaq bertambah 26,09 poin (+0,54%) ke 4.822,34. Dengan kenaikan tersebut, maka sepanjang pekan lalu Bursa saham utama AS berhasil menguat, dengan Dow Jones naik +2,05%, S&P 500 bertambah +2,07%, dan Nasdaq meningkat +2,96%.

Dari dalam negeri, IHSG ditutup naik 17,207 poin (+0,40%) ke level 4.360,468 pada akhir pekan, dengan investor asing melakukan net buy tipis sebesar Rp. 1 milyar di pasar reguler. Faktor melemahnya nilai tukar rupiah yang terus tertekan terhadap USD, meskipun paket kebijakan ekonomi pemerintah tahap pertama sudah dirilis, membuat IHSG tertekan sepanjang pekan kemaren dengan melemah -1,2%. Investor asing masih terus membukukan penjualan bersih, dengan mencatatkan net sell sebesar Rp. 1,67 Triliun di pasar reguler sepanjang pekan lalu.

Memanasnya perdebatan tentang apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan yang dijadwalkan pekan depan, ditengah mulai meredanya krisis ekonomi Tiongkok, menimbulkan gejolak yang tinggi pada market global sepanjang pekan lalu. Seperti diketahui bahwa The Fed pada Rabu depan akan memulai pertemuan 2 hari (16-17 September 2015) dalam FOMC meeting, untuk membahas kebijakan moneter guna mempertimbangkan kenaikan suku bunga pertama kali dalam lebih dari 9 tahun. Beberapa analis mulai terbelah. Sebagian berpendapat The Fed akan menaikkan suku bunga bila melihat data tenaga kerja yang membaik. Sebagian lagi berpendapat, dengan kondisi ekonomi dunia yang sedang melambat, terutama suramnya kondisi China akhir2 ini, maka ada potensi Fed akan menunda lagi kenaikan suku bunganya. Apapun yang terjadi nanti, keputusan The Fed akan sangat menentukan pergerakan pasar saham selanjutnya.

Di tengah maraknya sentimen ekternal, dari dalam negeri pelaku pasar menanti langkah konkret dan realisasi dari kebijakan pemerintah tahap I yang bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, menarik arus modal, dan mendorong deregulasi penghambat investasi serta memperbaiki nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya, yang akhirnya dapat mendorong ekonomi Indonesia. Pemerintah harus dapat meyakinkan pelaku pasar, bahwa mereka benar-benar dapat melakukan perubahan dan memastikan pelaksanaan kebijakannya sesuai tujuan, karena tahap implementasi di lapangan selama ini kerap menjadi masalah. Selanjutnya pasar juga tengah menantikan paket kebijakan ekonomi tahap II yang rencananya akan diumumkan pada akhir September 2015. Sentimen selanjutnya pekan depan akan lebih terfokus pada data ekonomi Indonesia, seperti necara perdagangan serta komposisi eksport dan importnya pada Selasa depan, lalu tingkat suku bunga dan pertumbuhan kredit pada hari kamis.

Technically, IHSG sekarang ini masih dalam fase konsolidasi mencari arah pergerakan selanjutnya. Support IHSG untuk pekan depan berada di level 4270, jika dijebol IHSG berpotensi menutup gap bawah di level 4237. Sementara resisten IHSG di 4510, jika ditembus maka ada potensi IHSG menuju kisaran gap atas di 4572-4619. Indikator teknikal Stochastic dan MACD masih bergerak mendatar, dengan kecenderungan naik. Sementara MA5 masih di bawah MA20, dengan posisi close IHSG di antara MA5 dan MA 20. Dari kondisi ini menunjukan bahwa IHSG masih berkonsolidasi, dimana signal jangka pendek masih condong menguat, namun terlihat kurang solid.

13September15-IHSG

Perkiraannya pada awal pekan, IHSG masih akan cenderung melanjutkan konsolidasinya menunggu keputusan The Fed dan data2 ekonomi domestik. Range trading IHSG diperkirakan akan berada di kisaran level 4270-4510. Setelah pengumuman hasil Fed meeting, diperkirakan volatilitas akan meningkat dan IHSG bisa bergerak cukup kuat atau melemah menuju gap-gapnya. Diharapkan The Fed dapat segera mengambil keputusan dengan menaikan suku bunganya. Karena walaupun pada akhirnya setelah keputusan dibuat market akan tertekan, namun setidaknya ini akan mengakhiri ketidakpastian yang terjadi setahun terakhir pada market. Market akan berangsur-angsur pulih dalam jangka menengah karena telah ada kepastian, sama seperti dulu ketika The Fed melakukan “Tapering Off”. Untuk sementara ini bisa safe trading dulu, dengan melakukan trading jangka pendek & cepat hingga ada kepastian dari The Fed.

Demikian weekly strategic analysis pada pekan ini. Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*