Siap Menghadapi Kenaikan Fed Rate, IHSG Menunggu Aksi Window Dressing

Bursa saham Wall Street berakhir melonjak pada penutupan akhir pekan dipicu oleh penguatan data pekerjaan AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data nonfarm payrolls meningkat 211.000 pada November, sedangkan tingkat pengangguran bertahan stabil pada level 5%. Laporan pekerjaan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS cukup kuat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini. Dow Jonesdi tutup naik 369,96 poin (+2,12%) ke 17.847,63, S&P 500 menguat 42,07 poin (+2,05%) menjadi 2,091.69, dan Nasdaq melonjak 104,74 poin (+2,08%) ke level 5.142,74. Dalam sepekan, Dow Jones menguat +0,28%, S&P 500 naik tipis +0,08%, dan Nasdaq bertambah +0,29%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup terkoreksi 28,930 poin (-0,64%) ke level 4.508,452 pada akhir pekan, terseret oleh melemahnya pasar saham regional. Investor asing tercatat membukukan net sell sebesar Rp. 256 Milyar dipasar reguler. Sepanjang pekan kemaren, IHSG melemah sebesar -1,14%, dengan dana asing tercatat keluar dari bursa sekitar Rp. 1,83 triliun dipasar reguler.

Ditengah langkah-langkah stimulus tambahan dari Bank Sentral Eropa dan China, serta jelang semakin dekat kenaikan Fed rate, membuat pasar keuangan dan bursa saham global makin berfluktuasi. Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada IHSG yang masih cenderung berkonsolidasi. Meskipun dana asing terus keluar dari bursa, hanya membuat IHSG bergerak melemah terbatas, sehingga belum dapat lepas dari pola sideways.

Untuk pekan depan, beberapa sentimen positif dalam negeri diharapkan dapat membuat IHSG kembali menguat. IHSG akan ditopang dengan paket kebijakan ekonomi jilid VII yang telah siap diluncurkan oleh pemerintah, dan diharapkan dapat berdampak positif pada peningkatan daya saing investasi sektor padat karya. Selain itu, pergelaran pilkada serentak yang dilakukan pada 9 Desember 2015 akan memiliki efek besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjelang penutupan akhir tahun, karena dana Pilkada serentak yang mencapai Rp. 7,1 triliun akan meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat Indonesia. Sedangkan dari data ekonomi, investor tengah mencermati rilis cadangan devisa yang akan diumumkan pada senin besok, dan data retail sales pada rabu depan.

Sementara dari luar negeri, tidak banyak data ekonomi penting yang muncul. Hanya ada beberapa data yang perlu dicermati, yaitu neraca perdagangan China pada hari selasa depan dan data inflasi China pada rabu, yang akan menunjukan kondisi ekonomi negara tersebut. Sedangkan dari AS, investor tengah menantikan data penjulan ritel AS yang akan rilis jum’at depan, sebagai konfirmasi sebelum kenaikan suku bunga The Fed.

Technically, IHSG masih belum lepas dari pola pergerakan konsolidasi jangka pendeknya. Belum terlihat jelas kemana arah sinyal pegerakan IHSG selanjutnya. Indikator teknikal Stochastic death cross, sedangkan MACD masih bergerak mendatar diatas centreline. Dari kondisi ini, secara teknikal IHSG dalam jangka pendek masih cenderung bergerak sideways. Untuk sementara IHSG mencoba bertahan di level psikologis 4500, dengan support terdekatnya berada di 4481. Sedangkan untuk resistennya berada di level 4568. Jika dapat melewati resisten tersebut, IHSG akan menguji area resisten kuat di 4614-4621. Penembusan keatas resisten tersebut akan mengakhiri trend turun jangka menengah IHSG. Namun untuk dapat dikatakan kembali ke uptrend, maka IHSG harus dapat menembus resisten 4696 dengan meyakinkan, yaitu break out dengan volume besar.

06Desember15-IHSG

Untuk awal pekan besok, kemungkinan besar IHSG berpeluang untuk menguat merujuk pada kenaikan tajam Bursa Wall Street diakhir pekan. Sepertinya Wall Street telah siap dengan kenaikan suku bunga The Fed, sebab rilis data tenaga kerja yang bagus malah direspon positif oleh market. Ketakutan akan kenaikan suku bunga AS tampaknya mulai sirna, karena dengan naiknya fed rate akan mengakhiri ketidapastian yang telah berlangsung pada market dalam 2 tahun terakhir. Selain itu mendekati akhir tahun pasar mulai bersiap menghadapi window dressing.

Tetap safe trading selama IHSG masih berkonsolidasi dan belum terlihat arah pergerakan yang jelas. Trading jangka pendek masih bisa dilakukan pada saham-saham tertentu, sambil menunggu rally kenaikan jelang akhir tahun menyambut window dressing. Sementara bagi investor, tetap dapat melakukan akumulasi buy, terutama pada saham-saham berkinerja baik yang mengalami koreksi.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*