
Bursa Wall Street berakhir melonjak tajam pada akhir pekan, setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Jerman yang masih bagus dan laporan data penjualan ritel AS yang diatas ekspektasi serta rebound besar yang terjadi pada harga minyak. Harga minyak AS tercatat naik 12,3% menjadi US$29,44/barel sehingga mendongkrak saham-saham berbasis energi. Sementara penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan, berhasil membuat saham-saham perbankan rebound setelah terpukul turun di awal pekan. Dow Jones melonjak 313,66 poin (+2%) ditutup di level 15.973,84, S&P 500 berhasil naik 35,69 poin (+1,95%) menjadi 1.864,77, dan Nasdaq bertambah 70,78 poin (+1,66%) ke level 4.337,51. Walaupun menguat diakhir pekan, namun Bursa AS mengakhiri pekan lalu dengan pelemahan, dimana Dow Jones turun -1,43%, S&P 500 melemah -0,81% dan Nasdaq berkurang -0,59%.
Dari dalam negeri, IHSG mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan ditutup turun 61,467 poin (-1,29%) ke level 4.714,393, seiring dengan pelemahan yang terjadi pada mayoritas bursa Asia. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 152 Milyar dipasar reguler. Sepanjang pekan lalu, IHSG cenderung bergerak volatile karena imbas dari sentimen global. IHSG akhirnya ditutup melemah -1,76% dengan investor asing membukukan net buy sebesar Rp.920 Milyar dalam sepekan.
Koreksi yang terjadi pada IHSG pekan lalu dapat dikatakan masih cukup wajar, setelah melihat pergerakan IHSG naik cukup tinggi sejak awal bulan ini, ditengah koreksi yang terjadi pada bursa global. IHSG dapat dikatakan masih berkonsolidasi sehat. Untungnya pasar saham dunia terlihat mulai rebound pada akhir pekan kemaren. Bursa saham Eropa dan AS naik cukup tinggi seiring dengan rilis data ekonomi Eropa dan AS yang lebih baik, serta reboundnya harga minyak yang dipicu laporan bahwa kartel OPEC bersedia bekerja sama dengan produsen-produsen lain untuk memangkas produksi minyak yang bisa mengurangi kelebihan pasokan global.
Namun reboundnya pasar saham dunia masih akan mendapatkan tantangan dari pasar saham China yang baru akan buka pada Senin besok, setelah tutup sepanjang pekan lalu karena libur tahun baru Imlek. Diperkirakan pasar saham China akan turun dulu sebelum mengikuti regional, karena harus mengakumulasi koreksi yang terjadi pada bursa global pada pekan lalu. Selain itu pergerakan bursa China juga akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi, seperti data perdagangan China yaitu export-import dan trade balance pada hari senin. Sedangkan pada hari kamis akan rilis data inflasi China.
Sebaliknya bursa Wall Street akan tutup pada hari Senin karena libur President’s Day. Sementara agenda penting dan data ekonomi yang sedang ditunggu oleh pelaku pasar adalah FOMC Meeting Minutes dan data klaim pengangguran AS yang akan dirilis pada hari kamis, serta data inflasi AS pada hari Jum’at. Sedangkan data lain yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap market global adalah GDP Growth rate Jepang diawal pekan dan pernyataan ketua ECB Mario Draghi pada hari senin, serta Economic Sentiment Jerman yang akan dirilis pada hari Selasa.
Sementara dari dalam negeri, investor sedang menanti data neraca perdagangan dan export-import yang akan dirilis hari senin besok, setelah rilis data neraca pembayaran yang keluar pada Jumat lalu cukup baik. Sementara yang paling ditunggu oleh pelaku pasar adalah keputusan BI rate pada hari kamis, yang diperkirakan akan tetap di level 7,25%. Ada spekulasi dan rumor yang berkembang di market, mengatakan bahwa BI berkemungkinan akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps. Jika hal ini terjadi maka akan menjadi sentimen positif di market yang akan mendorong IHSG untuk melaju dan melanjutkan trend naiknya lagi.
Secara teknikal jika dilihat dari chart bursa saham dunia, pada Bursa Wall Street dan Eropa serta chart harga minyak, ada kemungkinan untuk rebound pada pekan ini. Setidaknya akan konsolidasi dan bergerak lebih kondusif pada pekan ini, setelah mengalami penurunan yang tajam pada pekan lalu. Hal ini tentu akan memberikan sentimen positif bagi IHSG, karena melihat minat beli pelaku pasar terutama investor asing yang belum pudar. IHSG berpeluang menembus level psikologis 4800.
Technically untuk pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 4696. Jika support ini ditembus (walaupun kemungkinannya lebih kecil), maka IHSG akan menuju support selanjutnya dikisaran 4620-4640. Sementara untuk resisten pekan ini diperkirakan berada di level 4850. Jika dapat ditembus, maka IHSG berpeluang menuju target selanjutnya dikisaran 4950-5015. Indikator teknikal bergerak positif, dengan MA periode pendek diatas MA periode panjang (MA5 > MA20 > MA50 > MA100), sedangkan MACD masih bergerak naik diatas centreline dengan histogram bar diarea positif. Dari kondisi teknikal ini dapat disimpulkan bahwa IHSG masih bergerak dalam trend positif.
Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Jangan lupa untuk selalu kontrol resiko dan disiplin dengan trading plans yang telah dibuat mengingat kondisi bursa global yang masih belum stabil. Untuk trader, tetap lakukan safe trading walaupun kondisi IHSG masih berada dalam trend naik jangka pendeknya. Sementara bagi investor yang telah melakukan akumulasi beli, boleh lakukan hold position and let your profit run terhadap saham-saham yang telah dipegang. Happy profit bagi member kami yang telah memegang saham ADHI sejak di 2000-2100 dan WSKT sejak 1620-1700 an.
Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas. Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium.
Safe Trading, Good Luck & GBU Always
Leave a Reply