IHSG: Konsolidasi Dalam Trend Naik

Wall Street ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan, dipicu oleh serangan misil AS terhadap pangkalan udara Suriah dan laporan data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari yang diprediksikan. Departemen Tenaga Kerja AS untuk bulan Maret melaporkan adanya tambahan lapangan kerja (non-farm payrolls) sebesar 98.000, jauh di bawah perkiraan pasar 174.000 dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,5 persen. Dow Jones berakhir turun 6,85 poin (-0,03%) ke level 20.656,1, S&P 500 kehilangan 1,95 poin (-0,08%) ke angka 2.355,54 dan Nasdaq melemah 1,14 poin (-0,02%) menjadi 5.877,81. Bursa saham AS ditutup melemah tipis untuk sepanjang pekan lalu, karena pelaku pasar masih menunggu Presiden Donald Trump untuk melanjutkan agenda pro bisnis yang diusungnya. Dalam sepekan, Dow Jones turun tipis -0,03%, S&P 500 melemah -0,3% dan Nasdaq kehilangan -0,57%.

Dari dalam negeri, mengakhiri perdagangan akhir pekan IHSG ditutup turun 26,753 poin (-0,47%) ke level 5.653,486. Meskipun melemah, investor asing kembali mencatatkan net buy sebesar Rp. 594 milyar di pasar reguler. Aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor lokal muncul setelah IHSG menguat 4 hari berturut-turut dan terus mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan, IHSG kembali ditutup menguat sebesar +1,53%, melanjutkan kenaikannya menjadi  4 pekan berturut-turut, dipicu oleh aliran dana asing yang masuk ke pasar saham sebesar Rp. 2,62 Triliun di pasar reguler.

IHSG kembali naik minggu lalu karena membaiknya data ekonomi dalam negeri, mulai dari data inflasi, manufaktur, tingkat keyakinan konsumen dan data cadangan devisa. Selain itu, penguatan harga komoditas terutama minyak dan batubara pada pekan lalu turut mendorong kenaikan IHSG. Walaupun sempat mencetak rekor tertinggi dalam sejarah di 5680, namun akhirnya di penghujung pekan, IHSG kembali turun dan semakin menjauh dari level 5700. Aksi profit taking dilakukan oleh investor domestik sebagai akibat dari penyerangan lapangan udara Suriah oleh tentara AS dan antisipasi hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

Untuk minggu ini kemungkinan IHSG akan bergerak cenderung sideways, setelah menguat tajam dalam beberapa pekan terakhir. IHSG berpotensi mengalami konsolidasi dalam jangka pendek. Secara teknikal, kondisi IHSG masih terlihat bergerak uptrend. Indikator teknikal Stochastic telah death cross diarea overbought area, sementara MACD masih bergerak naik dengan histogram bar merah mulai menurun diatas centreline. Dari kondisi teknikal ini menunjukan bahwa meskipun saat ini IHSG masih dalam fase uptrend, namun penguatannya sedikit mulai terbatas. IHSG cenderung akan mengalami konsolidasi dalam jangka pendek terlebih dahulu. Diperkirakan IHSG akan bergerak dikisaran support 5580 dan resisten di 5725 pada pekan ini.

Memasuki pekan ini tidak banyak data penting yang akan dirilis dari dalam negeri, selain data penjualan ritel di awal pekan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 6,5% dari 6,3% pada bulan lalu. Sedangkan pada hari selasa akan dirilis data penjualan automotive untuk bulan maret. Sementara dari luar negeri, beberapa agenda dan data ekonomi penting yang diperkirakan akan menjadi perhatian para investor adalah:

  • Hari Senin: Pernyataan Ketua The Fed Janet Yellen
  • Hari Selasa: Rilis data inflasi Inggris, Rilis indeks sentimen ekonomi Jerman
  • Hari Rabu: Rilis data inflasi China, rilis data tingkat pengangguran Inggris, Rilis data persediaan minyak AS
  • Hari Kamis: Rilis data perdagangan China, Rilis data klaim penganguran dan sentimen konsumen AS
  • Hari Jumat: Rilis data inflasi dan penjualan ritel AS

Untuk awal pekan besok, IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah terbatas, dalam rentang area kisaran 5623-5676. Serangan rudal AS ke Suriah telah memanaskan harga minyak dan emas sehingga ditutup naik pada akhir pekan lalu. Diperkirakan harga minyak masih dapat menguat pada pekan ini. Berikut chart minyak mentah WTI berjangka:

Dari chart diatas terlihat bahwa harga minyak WTI masih berpeluang melanjutkan kenaikannya setelah bertahan di support uptrendnya. Target terdekat menguji area resisten dikisaran US $ 54,5-$55/barel. Jadi bisa dipantau untuk pekan ini saham-saham sektor pertambangan, khususnya minyak dan sub sektornya.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Minggu ini perdagangan cuma 4 hari, karena hari jum’at depan market libur memperingati jum’at agung. IHSG berpotensi konsolidasi dalam jangka pendek, namun  masih bergerak dalam tren naik. Jika ada penurunan, kemungkinan tidak terlalu signifikan selama investor asing masih terus melakukan net buy. Masih ada potensi IHSG untuk menguji keatas level 5700. Tetap disarankan untuk safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Bagi investor, jika terjadi koreksi bisa dimanfaatkan untuk akumulasi dengan melakukan buy on weakness secara bertahap pada saham-saham yang masih berkinerja bagus, terutama jelang rilis laporan kinerja keuangan kuartal I-2017.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Join layanan messaging satu arah di Channel Telegram Messenger kami untuk mendapatkan update rekomendasi langsung melalui smartphone Anda. Silahkan download Telegram Messenger di Playstore atau Appstore anda. Temukan kami dengan search: @steptrader

atau…

klik link berikut: https://telegram.me/steptrader

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*