IHSG Belum Stabil, Tapi Masih Ada Peluang Lanjutkan Teknikal Reboundnya

Bursa Wall Street ditutup menguat dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones kembali melompat ke level rekor tertinggi pada perdagangan akhir pekan, di tengah naiknya optimisme pemulihan ekonomi seiring pembukaan aktivitas bisnis di AS. Penguatan Wall Street dipimpin oleh saham-saham kategori growth stock jelang musim laporan keuangan triwulanan pada pekan depan, serta turunnya imbal hasil US Treasury 10 tahun dari level tertingginya dalam 14 bulan. Dow Jones ditutup naik 297,03 poin (+0,89%) ke level 33.800,60, S&P 500 menguat 31,63 poin (+0,77%) ke posisi 4.128,80 dan Nasdaq bertambah 70,88 poin (+0,51%) menjadi 13.900,19. Dalam sepekan ketiga indeks saham utama AS berhasil menguat, dengan S&P 500 dan Dow Jones membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Sepanjang pekan lalu Dow Jones berhasil naik +1,96%, S&P menguat +2,71% dan Nasdaq melonjak +3,12%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah tipis 1,515 poin (-0,02%) ke level 6.070,209 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp. 66 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan terakhir IHSG masih mampu menguat +0,98%, meski investor asing kabur dengan membukukan penjualan bersih di pasar reguler senilai Rp 1,87 triliun.

IHSG berhasil rebound pada pekan lalu, setelah sebelumnya tertekan dalam 3 minggu berturut-turut. Kenaikan IHSG pada pekan lalu seiring dengan penguatan mayoritas bursa saham global. Janji The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter super longgar guna mendukung perekonomian AS membuat kekhawatiran akan naiknya infasi di AS surut, sehingga mendorong turunnya yield treasury AS dan menjadi sentimen positif bagi pasar saham dunia. Di sisi lain IMF juga memberikan outlook perekonomian global yang lebih baik dengan menaikkan angka proyeksi pertumbuhan PDB dunia dari 5,3% menjadi 6% tahun ini. Sedangkan dari dalam negeri, membaiknya kinerja indeks keyakinan konsumen Indonesia per Maret menjadi 93,4 turut mendapat respons positif dari pelaku pasar. Faktor-faktor tersebut mampu mendongkrak risk appetite investor untuk kembali memburu aset-aset berisiko sehingga membuat IHSG rebound di pekan lalu.

Seusai perkiraan pada pekan sebelumnya, IHSG berhasil mengalami teknikal rebound dan kembali ke atas level 6000. Secara teknikal apabila dapat bertahan diatas 6000 dan kembali melanjutkan rebound-nya, maka IHSG berpeluang menguat kembali menuju target yang dulunya merupakan area support neckline dari pola double top sebelum di breakdown di area 6167 sebagai level resistance. Namun apabila IHSG kembali turun dan gagal bertahan di 6000, ada peluang bagi IHSG kembali turun menguji area support di 5944 lagi. Indikator teknikal MACD yang mulai berbalik arah diharapkan dapat terjadi golden cross, sehingga membuka peluang bagi IHSG untuk melanjutkan reboundnya.

Untuk minggu ini pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi seperti penjualan ritel Indonesia selama Februari pada hari senin. Lalu data neraca perdagangan serta ekspor impor bulan Maret di hari kamis. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Senin 12 April 2021 : Pernyataan Ketua The Fed Powell
  • Selasa 13 April 2021 : Rilis data perdagangan China, Rilis data inflasi AS
  • Rabu 14 April 2021 : Pernyataan Ketua The Fed Powell
  • Kamis 15 April 2021 : Rilis data pekerjaan Australia, rilis data penjulan ritel AS
  • Jum’at 16 April 2021 : Rilis data GDP China

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Kemungkinan IHSG berpotensi bergerak dalam pola konsolidasi diatas level psikologis 6000 dan mencoba untuk melanjutkan teknikal reboundnya untuk menguji resistance level 6.167. Namun perlu diingat bahwa kondisi IHSG saat ini masih belum stabil dan rawan untuk tertekan lagi apabila kembali turun di bawah 6.000.

Tetap disarankan untuk safe trading dan selalu waspada, serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/