Breakout Dari Strong Resistance, IHSG Potensi Mengakhiri Konsolidasinya

Bursa Wall Street melanjutkan kenaikan hari ke-4 berturut-turut dan ditutup menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada akhir pekan. Penguatan ini seiring optimisme pelaku pasar terhadap kinerja laba emiten dan sinyal kebangkitan ekonomi AS pasca pandemi Covid-19. Sebanyak 120 emiten dalam indeks S&P 500 telah menyampaikan rilis kinerja laba kuartal kedua. Dari jumlah tersebut, 88% berhasil mengalahkan perkiraan para analis. Dow Jones ditutup naik 238,2 poin (+0,68%) ke level 35.061,55, S&P 500 menguat 44,31 poin (+1,01%) ke posisi 4.411,79 dan Nasdaq meningkat 152,39 poin (+1,04%) menjadi 14.836,99. Sepanjang pekan lalu ketiga indeks bursa saham utama AS berhasil menguat, dengan Dow Jones mengamali kenaikan +1,08%, S&P 500 melonjak +1,96% dan Nasdaq melesat +2,84%.

Sementara itu dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah 35,857 poin (-0,58%) ke level 6.101,69 pada akhir pekan. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp. 202 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan, IHSG berhasil menguat +0,48% dengan diikuti oleh net buy investor asing di pasar reguler senilai Rp. 2 triliun.

Pergerakan IHSG sepanjang minggu lalu cenderung fluktuatif meski akhirnya berhasil ditutup menguat dalam sepekan. IHSG sempat melemah di awal pekan karena pelaku pasar mengantisipasi keputusan pemerintah mengenai PPKM darurat yang akan berakhir pada 20 Juli 2021. Namun IHSG berhasil berbalik menguat di tengah pekan setelah pemerintah hanya memperpanjang PPKM Darurat hingga 25 Juli. Dan sebagai gantinya pemerintah berencana untuk menyiapkan opsi untuk melonggarkan pembatasan aktivitas pubik dari PPKM darurat menjadi PPKM level 3 dan level 4 setelah tanggal 26 Juli, jika hasil asesmen menunjukan perbaikan pengendalian Covid-19. Di sisi lain, adanya ekspektasi bahwa Bank Indonesia bakal tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif sampai setidaknya tahun depan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari dampak Covid-19, ditengah keputusan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% dan kenaikan penyaluran kredit sebesar 0,6% di bulan Juni 2021, menjadi katalis tambahan bagi penguatan IHSG di pekan lalu. 

Secara teknikal IHSG telah berhasil melewati strong resistance area konsolidasinya di level 6.115-6.134, meski pada akhir pekan kemaren kembali mengalami pullback sementara ke bawah resistance tersebut akibat aksi ambil untung yang dilakukan oleh pelaku pasar. Namun demikian IHSG diperkirakan akan kembali melanjutkan proses kenaikannya pada pekan ini, apabila mampu melewati level 6.134 lagi. Indikator teknikal MACD yang telah golden cross dan mulai bergerak naik, mengindikasikan bahwa IHSG masih cenderung bergerak positif.

IHSG akan menjalankan skenario bullish apabila mampu melewati 6.134, sehingga terbuka ruang untuk melanjutkan reli penguatannya menguji area resistance di level 6.230. Sedangkan skenario bearish, jika IHSG gagal melewati 6.134 dan kembali bergerak turun, maka indeks akan melanjutkan konsolidasinya dengan menguji level support 5.972 kembali di pekan ini.

Minggu ini tidak ada data ekonomi penting yang ditunggu oleh pelaku pasar. Investor hanya mencermati rilis kinerja laporan keuangan kuartal kedua dari beberapa emiten yang mulai di publish. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Selasa 27 Juli 2021 : Rilis data durable goods orders dan keyakinan konsumen AS.
  • Rabu 28 Juli 2021 : Rilis data inflasi Australia
  • Kamis 29 Juli 2021 : Kebijakan suku bunga dan pernyataan The Fed, Rilis data GDP AS
  • Jum’at 30 Juli 2021 : Rilis core PCE price indeks AS

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Ada potensi IHSG untuk melanjutkan reli penguatannya di minggu ini seiring pergerakan bursa global yang cenderung menguat dan mulai adanya capital inflow ke pasar Indonesia. Fokus perhatian pelaku pasar akan tertuju ke arah gelaran meeting The Fed di tengah pekan nanti, serta serangkaian rilis kinerja emiten papan atas. Pernyataan The Fed yang akan diuraikan dalam FOMC nanti, akan dipakai sebagai petunjuk oleh investor mengenai kerangka waktu pengetatan kebijakan akomodatif, meskipun Ketua The Fed Jerome Powell telah berulang kali mengatakan ekonomi AS masih membutuhkan dukungan penuh dari bank sentral tersebut. Pergerakan IHSG minggu ini juga masih akan dipengaruhi oleh kondisi seputar kasus Covid-19 di dalam negeri, serta keputusan pemerintah terkait lanjutan mengenai PPKM.

Untuk itu tetap disarankan melakukan safe trading. Kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/