Pasca Menguat, IHSG Diperkirakan Akan Berkonsolidasi Sebelum Melanjutkan Relinya

Bursa Wall Street bergerak bervariasi dengan sebagian besar cenderung berakhir menguat di akhir pekan, usai Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data non-farm payrolls bulan Juli meningkat 943.000 pekerjaan, jauh di atas perkiraan para analis sebanyak 845.000, serta angka pengangguran turun menjadi 5,4% di bawah perkiraan sebesar 5,7%. Saham-saham terkait dengan pemulihan ekonomi menguat setelah rilis data pasar tenaga kerja AS tersebut, dengan dipimpin oleh saham sektor perbankan seperti JP Morgan naik +2,83%, Bank of America naik +2,9%, Wells Fargo naik +3,8% serta saham Goldman Sachs mencapai harga tertinggi all time high setelah naik +3,55%. Dow Jones menguat 144,26 poin (+0,41%) ke level tertinggi sepanjang masa di posisi 35.208,51, S&P 500 naik 7,42 poin (+0,17%) juga mencapai rekor tertinggi baru ke posisi 4.436,52. Sementara itu Nasdaq turun 59,4% (-0,4%) ke level 14.835,8. Secara mingguan ketiga indeks bursa saham utama AS berhasil menguat, dengan Dow Jones naik +0,78%, S&P 500 bertambah +0,94% dan Nasdaq meningkat +1,11%.

Sementara itu dari dalam negeri IHSG melemah tipis -1,986 poin (-0,03%) ditutup di level 6.203,431, akibat aksi ambil untung yang dilakukan investor menjadi sentimen negatif yang menekan laju pergerakan indeks di akhir pekan. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp. 160 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan IHSG melesat naik +2,2% secara mingguan dengan diikuti oleh net buy investor asing senilai Rp 925 miliar di pasar reguler.

Sesuai analisa kami di pekan sebelumnya, IHSG berhasil menguat dan mencatatkan kinerja yang apik karena nyaris sepekan penuh mengalami kenaikan sebelum akhirnya melemah tipis di akhir pekan untuk mengambil napas. Kenaikan IHSG terdorong oleh beberapa sentimen positif yang mewarnai pasar keuangan dalam negeri. Rilis data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua tahun 2021 melesat 7,07% secara tahunan, atau jauh di atas konsensus pada angka 6,5%. Pencapaian ini mengakhiri rentetan pertumbuhan negatif  selama empat kuartal berturut-turut sehingga praktis Indonesia telah keluar dari resesi ekonomi. Rilis data cadangan devisa akhir Juni yang naik sekitar US$ 200 juta menjadi US$ 137,3 miliar, serta rilisnya beberapa laporan keuangan emiten kuartal II/2021 yang cukup bagus turut menjadi katalis positif tambahan bagi IHSG sepanjang pekan lalu. 

Setelah berhasil breakout dari downtrend resistline, IHSG secara teknikal mulai bergerak menguat. Pelan-pelan IHSG telah berhasil naik kembali ke atas level psikologis 6.200 dan mulai bergerak uptrend. Indikator teknikal MACD mulai bergerak naik diatas centreline mengindikasikan trend kenaikan IHSG mulai cenderung bergerak positif. Untuk minggu ini IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang kisaran area support 6.134 dan resistance di level 6.307.

Kenaikan pekan lalu meninggalkan gap dikisaran 6163-6173, sehingga ada potensi IHSG turun menutup gap tersebut sebelum kembali melanjutkan kenaikannya lagi menuju target dikisaran 6385 hingga 6500 di akhir bulan ini. Untuk pekan ini, pelaku pasar akan mencermati rilis data keyakinan konsumen pada hari senin dan penjualan ritel di hari selasa. Sedangkan dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor pada pekan ini antara lain adalah :    

  • Senin 9 Agustus 2021 : Rilis data inflasi China, Rilis data perdagangan Jerman
  • Rabu 11 Agustus 2021 : Rilis data inflasi AS
  • Kamis 12 Agustus 2021 : Rilis data perdagangan dan GDP Inggris, Rilis indeks harga produsen AS

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Setelah reli menguat, IHSG diprediksi akan bergerak berkonsolidasi di awal hingga tengah pekan. Pelaku pasar akan menunggu rilis data inflasi AS yang merupakan data penting, karena merupakan salah satu indikator yang sedang diperhatikan oleh The Fed selain data ketenagakerjaan AS sebelum memutuskan untuk mengurangi stimulusnya. Selain inflasi AS, pergerakan IHSG juga masih akan dipengaruhi oleh perkembangan kasus harian Covid-19 di Indonesia, terutama jelang akhir periode PPKM Level 4 yang jatuh pada hari senin besok tanggal 9 Agustus 2021. Meski tren angka harian kasus Covid-19 memang terlihat menurun tapi masih cenderung tinggi, sehingga pemerintah masih ada potensi memperpanjang kebijakan PPKM Level 4. 

Tetap disarankan untuk safe trading dan hati-hati serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/