IHSG Melanjutkan Tren Naik Ditengah Ketidakpastian Global

Bursa Wall Street bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan didorong oleh data ekonomi yang positif, kemajuan dalam penanganan Covid-19 di AS, dan perkembangan di Washington mengenai potensi pengesahan RUU infrastruktur. Sejumlah data ekonomi yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat. Ketiga bursa saham utama AS mendapatkan momentum setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden semakin terlibat dalam negosiasi mengenai RUU belanja infrastruktur yang sedang diperdebatkan di Capitol Hill. Biden juga menandatangani undang-undang yang menjaga pemerintah tetap berjalan hingga 3 Desember untuk menghindari government shutdawon. Dow Jones ditutup naik 482,54 poin (+1,43%) menjadi 34.326,46, S&P 500 menguat 49,5 poin (+1,15%) ke level 4.357,04 dan Nasdaq bertambah 118,12 poin (+0,82%) menjadi 14.566,70. Meski menguat di akhir pekan, namun secara mingguan ketiga indeks bursa saham AS berakhir melemah dengan Dow Jones merosot -1,36%, S&P 500 turun -2,21% dan Nasdaq anjlok -3,2%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup turun 58,098 poin (-0,92%) ke posisi 6.228,845 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing membukukan net buy di pasar reguler senilai Rp 1,36 triliun. Sepanjang pekan IHSG berhasil naik +1,37% dengan diikuti net buy investor asing sebesar Rp 4,49 triliun di pasar reguler.

IHSG berhasil menguat sepanjang pekan lalu meski masih dibayangi oleh kekhawatiran global. Perkembangan kasus krisis likuiditas raksasa properti China Evergrande dan perlambatan ekonomi China, serta kebuntuan anggaran pemerintah AS, kebijakan tapering off oleh The Fed, dan kekhawatiran meningkatnya inflasi global menjadi katalis negatif bagi market. Sementara katalis positif datang dari dalam negeri, seiring tren kasus Covid-19 domestik yang terus menurun, serta disahkannya UU APBN 2022 oleh pemerintah. Di sisi lain, rilis data ekonomi domestik dimana indeks PMI manufaktur RI kembali tercatat naik menjadi 52,2 menunjukan bahwa aktivitas pabrik di dalam negeri mulai ekspansif seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah di berbagai wilayah. Namun katalis utama kenaikan IHSG pekan lalu adalah penguatan signifikan harga komoditas andalan Indonesia, terutama komoditas energi seperti batubara dan CPO.

Secara teknikal IHSG masih terlihat bergerak naik di dalam uptrend channelnya. IHSG terjaga diatas support level garis psikologis MA 200-day dan bergerak naik menembus ke atas downtrend resistline, sehingga sangat bagus dari pola pergerakannya. Namun kenaikan IHSG pekan lalu meninggalkan gap dikisaran 6162-6174, sehingga ada potensi gap tersebut akan ditutup sebelum melanjutkan reli penguatannya kembali.

Untuk pekan ini IHSG diperkirakan masih akan bergerak positif apabila mampu bertahan di atas support gap di 6162. Jika mampu melewati level 6263, terbuka ruang bagi kenaikan IHSG selanjutnya menuju resistance level 6345. Indikator teknikal MACD yang bergerak naik diatas centreline mengindikasikan bahwa IHSG masih cenderung bergerak positif.

Minggu ini pelaku pasar akan mencermati rilis data cadangan devisa akhir September pada hari kamis. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Senin 4 Oktober 2021 : Pertemuan OPEC
  • Selasa 5 Oktober 2021 : Rilis data perdagangan Australia, Kebijakan suku bunga Bank Sentral Australia RBA, Rilis data perdagangan dan rilis data PMI sektor jasa AS
  • Rabu 6 Oktober 2021 : Rilis data pekerjaan ADP AS
  • Jum’at 8 Oktober 2021 : Rilis data perdagangan Jerman, Rilis data perkerjaan dan tingkat pengangguran AS

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Pergerakan IHSG minggu ini masih akan dibayangi oleh sentimen ekternal terkait kekhawatiran krisis energi dan masalah rantai pasokan yang dapat membuat inflasi global meningkat dengan cepat, serta perlambatan ekonomi China. Penguatan signifikan pada harga komoditas energi juga masih akan menjadi perhatian dari pelaku pasar, terutama komoditas energi seperti oil, gas, batubara dan CPO karena akan mempengaruhi pergerakan saham-saham yang berkaitan dengan komoditas tersebut.

Untuk itu disarankan teap safe trading dan hati-hati, serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/