
Sebelumnya kami mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Minal Aidin Walfaidin, Mohon maaf lahir dan batin bagi pembaca setia website kami yang merayakannya.
Bursa Wall Street kompak melemah pada perdagangan akhir pekan, dipicu kekhawatiran investor bahwa The Fed kemungkinan perlu lebih agresif dari perkiraan dalam menaikkan suku bunga acuan untuk meredam inflasi, meski rilis data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang solid pada bulan April. Harga minyak naik lagi, melanjutkan kekhawatiran inflasi yang masih tinggi, membuat sebagian besar trader memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps pada pertemuan bulan Juni, meskipun ketua The Fed Jerome Powell telah mengesampingkan hal tersebut. Departemen Tenaga Kerja AS merilis data nonfarm payrolls bulan April sebanyak 428.000 penambahan pekerjaan, atau lebih tinggi dibandingkan ekspektasi 391.000 pekerjaan, menggarisbawahi fundamental ekonomi yang kuat meskipun ada kontraksi dalam PDB pada kuartal pertama. Tingkat pengangguran tetap tidak berubah di level 3,6% dalam sebulan, sementara pendapatan rata-rata per jam meningkat 0,3% lebih rendah dari perkiraan kenaikan 0,4%.
Dow Jones ditutup turun 98,60 poin (-0,30%) ke level 32,899,37, S&P 500 melemah 23,53 poin (-0,57%) ke posisi 4.123,34 dan Nasdaq merosot 173,03 poin (-1,40%) menjadi 12.144,66. Dalam sepekan, ketiga indeks bursa saham AS mengalami penurunan, dengan Dow Jones mengalami koreksi -0,24%, S&P 500 melemah -0,21%, dan Nasdaq melorot -1,54%. Indeks Nasdaq yang sarat teknologi mencatat penutupan terendah sejak 2020, setelah membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut, dan merupakan penurunan beruntun terpanjang sejak kuartal keempat 2012. Sedangkan indeks S&P 500 juga membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut, yang merupakan rangkaian kerugian mingguan terpanjang sejak kuartal II tahun 2011.
Sementara dari dalam negeri, pasar saham Indonesia ditutup menguat 32,15 poin (+0,45%) ke level 7.228,914 pada hari kamis tanggal 28 April 2022, sebelum merayakan libur panjang lebaran 2022. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 2,28 triliun di pasar reguler. Dalam sepekan perdagangan tanggal 25-28 April 2022, IHSG cenderung bergerak flat dengan naik tipis +0,05%, meski investor asing mencatatkan net buy di pasar reguler senilai Rp 5,09 triliun. Sepanjang bulan April 2022, IHSG tercatat mengalami penguatan +2,23% dengan diikuti masuknya aliran pemodal asing di pasar regular senilai Rp 17,73 triliun.
IHSG terus melanjutkan tren penguatannya dengan didorong oleh masuknya aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Kenaikan harga komoditas dan optimisme ekonomi nasional yang kembali menggeliat pasca pandemi, serta rilis kinerja laporan keuangan emiten yang bagus menjadi katalis positif bagi kenaikan IHSG sebelum libur lebaran. Dampak dari perang Rusia dan Ukraina justru membuat Indonesia menikmati windfall profit dari kenaikan harga komoditas ekspor global, sehingga neraca transaksi berjalan (current account balance) Indonesia terus mencatatkan surplus perdagangan dan membuat nilai tukar rupiah cenderung bergerak stabil.
Dari ekternal, The Fed dalam FOMC pada 3-4 Mei 2022 telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 bps, untuk menjinakan tekanan inflasi AS dalam jangka pendek. Sedangkan dari perang Rusia-Ukraina sampai saat ini belum terlihat ada tanda-tanda bakal selesai. AS dan sekutunya (negara-negara eropa) terus memperluas sanksi terhadap Rusia. Sementara Rusia membalas dengan menangguhkan beberapa ekspor gas ke beberapa negara Uni Eropa yang dapat diperluas ke komoditas lain. Di sisi lain, lockdown yang terjadi di beberapa kota besar di China masih terus berlangsung dan dapat menggangu rantai pasokan global yang sudah ketat terus berlanjut.
Secara teknikal, IHSG terlihat masih bergerak naik di dalam uptrend channel (area kotak warna kuning). Meski masih naik, namun terlihat laju kenaikan IHSG mulai melambat dan tertahan. Indikator teknikal MACD telah death cross dan mulai bergerak menurun, mengindikasikan IHSG bergerak dalam momentum pergerakan negatif dalam jangka pendek.

Jika diperhatikan IHSG terlihat mulai berada dalam fase konsolidasi dengan bergerak sideways jangka pendek. IHSG terlihat bergerak dikisaran area support 7.121-7.148 (kotak merah) dan resistance dikisaran 7.295-7.355 (kotak biru). Penembusan ke bawah kotak merah, atau ke atas kotak biru akan menentukan arah pergerakan IHSG selanjutnya.
Untuk minggu ini pelaku pasar akan mencermati rilis data GDP kuartal I/2022 dan data inflasi bulan April di awal pekan. Diperkirakan GDP Kuartal I/2022 angkanya berada dikisaran level 4,9% dan inflasi bulan april 2022 diprediksikan di angka 3,4%. Sedangkan pada hari rabu akan dirilis data keyakinan konsumen, dan pada hari kamis akan dirilis data penjualan ritel. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di minggu ini antara lain adalah :
- Senin 9 Mei 2022 : Rilis data perdagangan China
- Rabu 11 Mei 2022 : Rilis data inflasi China, OPEC meeting, Rilis data inflasi AS
- Kamis 12 Mei 2022 : Rilis data GDP Inggris, Rilis data indeks harga produsen AS
Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Pasca kembali dari libur panjang lebaran, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dunia dan rilis data GDP nasional kuartal I/2022, serta dibayangi oleh turunnya pasar saham global yang terkoreksi cukup dalam. Setelah kembali dari libur Hari Raya Idul Fitri, pasar saham Indonesia akan menghadapi resiko inflasi dan ancaman dari naiknya angka Covid dalam negeri. Ada kemungkinan pemerintah juga akan menaikkan bahan bakar lapis bawah (pertalite dan solar) setelah liburan. Apabila hal tersebut terjadi, maka besar kemungkinan BI juga akan menaikan suku bunga acuan mengikuti kenaikan suku bunga global yang sudah terjadi, sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan makroekonomi Indonesia. Kondisi ini dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dalam jangka pendek.
Untuk itu tetap disarankan safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.
Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Safe Trading, Good Luck & GBU Always
Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/