IHSG Bertahan Di Tengah Turunnya Bursa Saham Global, Bagaimana Selanjutnya?

Bursa Wall Street jatuh pada perdagangan akhir pekan dan menutup minggu yang bergejolak di pasar keuangan dengan pelemahan tajam, karena melonjaknya suku bunga dan gejolak mata uang asing, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi global. Imbal hasil obligasi AS melonjak minggu ini menyusul tindakan Fed yang menaikan suku bunga 75 bps, dengan tingkat Treasury 2-tahun dan 10-tahun mencapai level tertinggi yang tidak terlihat dalam lebih dari satu dekade. Dow Jones jatuh 486,27 poin (-1,62%) ke posisi 29.590,41 dan mencetak level terendah baru untuk tahun ini serta ditutup di bawah level 30.000 untuk pertama kalinya sejak 17 Juni 2021 dan mengakhirinya dengan penurunan -19,9% di bawah rekor intraday, atau nyaris terjerumus ke wilayah pasar bearish. Sementara itu, S&P 500 merosot 64,76 poin (-1,72%) ke level 3.693,23 dan Nasdaq anjlok 198,88 poin (-1,8%) menjadi 10.867,93. Ketiga indeks bursa saham utama AS berada di zona merah dalam 5 minggu dari 6 pekan perdagangan terakir, dengan Dow Jones merosot -4%, S&P 500 dan Nasdaq jatuh -4,65% dan -5,07% selama sepekan.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah 40,323 poin (-0,56%) ke level 7.178,583 di akhir pekan. Investor asing membukukan net sell di pasar reguler senilai Rp 748 miliar. Dalam seminggu terakhir IHSG tetap mampu mencatatkan penguatan tipis +0,14%, meski Fed Fund Rate dan BI 7DRR mengalami kenaikan dan investor asing membukukan net sell sebesar Rp 1,22 triliun di pasar reguler.

Kinerja pasar saham Indonesia pada pekan lalu masih bisa menguat meski cenderung tipis, ditengah kebijakan bank sentral dunia yang ramai-ramai menaikan suku bunga acuan. Bahkan diluar dugaan, BI juga mengerek suku bunga sebesar 50 bps sebagai tindakan preventif mengantisipasi efek domino dari kenaikan harga BBM subsidi di awal bulan ini. Kenaikan suku bunga biasanya akan memberikan katalis negatif ke pasar saham karena ada kecenderungan pelaku pasar akan beralih memegang aset yang lebih aman dan memiliki risiko lebih kecil seperti obligasi dan deposito di tengah naiknya yield dan tingkat bunga deposito. Meski demikian IHSG masih dapat mengakhiri pekan lalu dengan penguatan meski relatif datar.

Pasar saham Indonesia bergerak relatif sama dibandingkan dengan penutupan pada minggu sebelumnya. Secara teknikal IHSG bergerak dalam fase konsolidasi dikisaran 7135 hingga 7258. Penembusan ke bawah 7135 akan membuka peluang bagi IHSG bergerak turun menuju area support 7015-7065 (kotak merah) di pekan ini. Dan jika tekanan jual berlanjut dengan menembus ke bawah level psikologis 7.000, maka IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya menuju support berikutnya di level 6.904. Namun sebaliknya jika mampu menembus 7258 dan melanjutkan kenaikannya (meski peluangnya lebih kecil), maka IHSG berpotensi menuju area 7355-7377 kembali. Indikator teknikal MACD yang bergerak turun dan volume transaksi yang menipis mengindikasikan bahwa IHSG bergerak dalam fase konsolidasi cenderung negatif.

Untuk minggu ini tidak ada data ekonomi penting dari dalam negeri yang ditunggu oleh pelaku pasar. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di minggu ini antara lain adalah :

  • Senin 26 September 2022 : Pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde
  • Selasa 27 September 2022: Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell, Rilis data durable goods orders dan data keyakinan konsumen AS
  • Rabu 28 September 2022 : Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell
  • Kamis 29 September 2022 : Rilis data inflasi Jerman, Rilis data GDP AS
  • Jumat 30 September 2022 : Rilis data manufaktur China, Rilis data inflasi dan tingkat pengangguran zona euro, Rilis data indeks harga AS

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Meski masih mampu bertahan dan cenderung bergerak sideways ditengah turunnya pasar saham dunia yang mengalami koreksi tajam, IHSG belum cukup aman. Ada potensi IHSG akan bergerak volatile cenderung mengalami koreksi lanjutan seiring mulai keluarnya dana asing dan pelemahan nilai tukar rupiah. Perlu diwaspadai apabila IHSG turun di bawah level psikologis 7000 dan mengalami koreksi lanjutan. Namun selama mampu bertahan diatas 7000, maka peluang IHSG untuk kembali bergerak naik dan melanjutkan bull rally-nya lagi masih terbuka.

Untuk itu disarankan tetap safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/