IHSG Turun Menguji Kekuatan Support Sideways Jangka Pendek Di 6.803

Bursa Wall Street ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, karena imbal hasil Treasury AS mulai melandai setelah komentar dari pejabat Fed yang meredakan kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga. Data ekonomi yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan permintaan yang stabil untuk sektor jasa, setelah indeks manajer pembelian (PMI) dari ISM dan S&P global menunjukkan bahwa aktivitas di sektor ini terus berkembang sehat dengan harga yang melambat. Rilis data ekonomi tersebut membantu investor melihat kemungkinan yang berkembang bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakan restriktifnya hingga akhir tahun. Dow Jones ditutup naik 387,4 poin (+1,17%) menjadi 33.390,97, S&P 500 menguat 64,29 poin (+1,61%) menjadi 4.045,64 dan Nasdaq melonjak 226,02 poin (+1,97%) menjadi 11.689,01. Dalam sepekan, Dow Jones mengalami kenaikan mingguan sebesar +1,75%, S&P 500 yang menguat +1,90% dan Nasdaq meningkat +2,58%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup turun 43,779 poin (-0,64%) ke level 6.813,636 di akhir pekan. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 688 miliar di pasar regular, dan rupiah ditutup dikisaran level Rp. 15.300/USD. Untuk sepanjang pekan, IHSG bergerak melemah -0,63% dengan diikuti net sell investor asing senilai Rp. 864 milyar di pasar reguler.

Pasar saham Indonesia kembali melanjutkan pelemahannya dan mencatat penurunan dua pekan beruntun. Pelemahan IHSG terjadi setelah inflasi di Indonesia kembali menunjukkan kenaikan. BPS pada 1 Maret lalu melaporkan inflasi pada Februari tumbuh 5,47% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya di 5,28%. Di sisi lain, pelaku pasar masih menunggu kepastian apakah The Fed akan kembali agresif menaikkan suku bunganya atau tidak. Kuatnya pasar tenaga kerja AS dan inflasi yang sulit turun, setelah personal consumption expenditure (PCE) kembali naik 5,4% (yoy) pada Januari dari sebelumnya 5,3%, menjadi kekhawatiran investor. Inflasi PCE menjadi acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, termasuk juga pasar tenaga kerja. Alhasil, pasar kini melihat suku bunga The Fed bisa mencapai 5,5%-5,75% pada tahun ini, atau naik 100 bps dari level sekarang, dan lebih tinggi ketimbang proyeksi awal tahun yang diberikan bank sentral AS tersebut dikisaran 5%-5,25%.

Technically, IHSG membentuk pola bearish engulfing dengan disertai indikator teknikal MACD yang bergerak turun dengan diikuti volume transaksi yang tipis, mengindikasikan bahwa IHSG cenderung bergerak dalam momentum negatif. Walaupun terlihat menurun namun IHSG masih bergerak sideways dalam fase konsolidasi jangka pendek dikisaran 6.803 hingga 6.953. Breakdown dan gagal bertahan di atas 6.803 akan mengkonfirmasi pola bearish reversal double top, dengan target pelemahan menuju 6.645 dan minor target di 6.726. Namun jika mampu bertahan di atas 6.803 dan kembali rebound, maka IHSG masih berpeluang melanjutkan konsolidasinya dengan bergerak naik menuju target di resistance 6.953 kembali dan minor target di 6.890.

Untuk pekan ini pelaku pasar akan mencermati rilis data cadangan devisa akhir februari 2023 di hari selasa. Sedangkan pada hari rabu akan dirilis indeks keyakinan konsumen bulan februari 2023. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di minggu ini antara lain adalah :

  • Selasa 7 Maret 2023 : Rilis data perdagangan dan kebijakan suku bunga Australia, Rilis data perdagangan China, Pernyataan Ketua The Fed Powell
  • Rabu 8 Maret 2023 : Pernyataan Gubernur RBA Lowe, Rilis data pekerjaan ADP dan perdagangan AS, Kebijakan suku bunga Kanada, Pernyataan Ketua The Fed Powell
  • Kamis 9 MAret 2023 : Rilis data GDP Jepang, Rilis data inflasi China
  • Jum’at 10 Maret 2023 : Kebijakan suku bunga BOJ, Rilis data GDP Inggris, Rilis data pekerjaan AS

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Secara teknikal IHSG terlihat masih dalam fase konsolidasi cenderung bergerak turun menguji area support 6.803. Hati-hati apabila IHSG gagal bertahan diatas level psikologis 6.800, karena akan mengakhiri konsolidasi jangka pendek dan mengkonfirmasi pola short term bearish. Pergerakan IHSG pekan ini akan diwarnai oleh rilis data ekonomi dan kinerja keuangan emiten FY2022 yang keluar pada minggu ini, serta harga komoditas dunia. Sedangkan dari luar negeri, investor akan mencermati testimony ketua The Fed Jerome Powell dan rilis data pekerjaan AS di akhir pekan, untuk mencari petunjuk terkait kebijakan suku bunga AS ke depan.

Untuk itu disarankan tetap safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/