
Bursa Wall Street ditutup turun pada perdagangan akhir pekan, karena khawatir dengan tingkat kesehatan bank-bank di AS setelah kegagalan bank start-up Silicon Valley, membayangi rilis lapangan pekerjaan di AS periode Februari. Regulator perbankan California mengatakan mereka menutup SVB Financial Group untuk melindungi simpanan nasabah menyusul kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan. Krisis modal di SVB telah menekan saham bank secara global. Di sisi lain, laporan non-farm payrolls yang dipantau secara ketat menunjukkan ekonomi AS menambahkan lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Februari 2023. Sementara rata-rata pendapatan per jam naik lebih lambat 0,2% bulan lalu setelah dibandingkan 0,3% pada bulan Januari, sementara angka pengangguran naik menjadi 3,6%. Dow Jones ditutup turun 345,22 poin (-1,07%) menjadi 31.909,64, S&P 500 ambles 56,73 poin (-1,45%) ke level 3.861,59 dan Nasdaq longsor 199,47 poin (-1,76%) menjadi 11.138,89. Selama seminggu, ketiga indeks bursa saham utama AS tertekan, dengan Dow Jones terjun -4,44%, S&P 500 tersungkur -4,55% dan Nasdaq anjlok -4,71%.
Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah 34,493 poin (-0,51%) ke posisi 6.765,302 di perdagangan akhir pekan. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 72 miliar di pasar regular, dan rupiah ditutup dikisaran level Rp. 15.450/USD. Dalam sepekan, IHSG bergerak melemah -0,71% meski investor asing membukukan net buy senilai Rp. 340 milyar di pasar reguler.
Pasar saham Indonesia kembali tertekan dan melanjutkan pelemahannya menjadi pekan ketiga secara berturut-turut. Pelemahan IHSG sejalan dengan koreksi yang terjadi di bursa saham global, yang terseret turun oleh testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell yang bernada hawkish, sehingga mendorong meningkatnya persepsi risiko pelaku pasar serta menimbulkan kekhawatiran turunnya ekonomi global. Sebagai akibat pengetatan kebijakan moneter, mulai muncul kasus Silicon Valley Bank (SVB). Bank tumpuan start-up kelas dunia tersebut kolaps hanya dalam waktu 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal untuk kembali menguatkan kondisi keuangan mereka. Ini menjadi kegagalan perbankan AS terbesar sejak krisis keuangan 2008 silam, dan terbesar kedua yang pernah ada di AS.
Secara teknikal IHSG telah breakdown dari support level 6.803. Gagal kembali ke atas level tersebut dengan segera, akan mengkonfirmasi pelemahan lebih lanjut menuju target pola double top (panah merah) dikisaran 6.645, dengan minor target di 6.726. Namun apabila mampu breakout dan kembali bertahan diatas 6.803, maka IHSG akan membatalkan pola double top dan membuka peluang rebound menuju target resistance di 6.890 dengan target selanjutnya di 6.953. Indikator teknikal MACD yang bergerak turun mengindikasikan bahwa IHSG bergerak melemah dalam momentum negatif jangka pendek.

Untuk pekan ini pelaku pasar akan mencermati rilis data ekspor-impor dan data perdagangan bulan februari 2023 pada hari rabu. Sedangkan pada hari kamis investor akan mencermati kebijakan suku bunga BI yang diproyeksikan tetap di level 5,75% pada hari kamis. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar di minggu ini antara lain adalah :
- Selasa 14 Maret 2023 : Rilis data pekerjaan Inggris, Rilis data inflasi AS
- Rabu 15 Maret 2023 : Rilis data produksi industri China, Rilis data penjualan ritel AS
- Kamis 16 Maret 2023 : Rilis data perdagangan Jepang, Rilis data pekerjaan Australia, Kebijakan suku bunga dan konferensi pers ECB
- Jum’at 17 Maret 2023 : Rilis data sentimen konsumen AS
Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Pergerakan IHSG pekan ini akan diwarnai oleh kasus Silicon Valley Bank (SVB). Krisis yang dialami SVB merupakan krisis perbankan AS yang dianggap sebagai kegagalan terbesar bank sejak krisis keuangan global 2008 lalu. Walaupun masih awal, namun krisis ini dikhawatirkan bisa menggoncang sektor perbankan AS secara keseluruhan sebagai akibat dampak dari kenaikan suku bunga Fed secara aggresive. Selain itu pasar juga akan terus memantau arah kebijakan The Fed dalam FOMC tanggal 22 Maret 2023, melalui rilis data inflasi yang akan keluar pada hari selasa nanti. Rilis data yang lebih baik dibandingkan estimasi, serta menunjukan inflasi yang masih membandel, akan memberikan lampu hijau bagi The Fed untuk menaikan suku bunga sebesar 50 bps dalam pertemuan bulan ini dan akan menjadi katalis negatif bagi market.
IHSG cukup rentan terpapar oleh sentimen eksternal, sehingga berpotensi bergerak cenderung melemah di minggu ini. Kondisi ini juga dikonfirmasi oleh chart IHSG yang telah turun di bawah level psikologis 6.800. Untuk itu disarankan tetap safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.
Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.
Safe Trading, Good Luck & GBU Always
Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/