Di Tengah Bursa Dunia Yang Mulai Berjatuhan, Bagaiamana IHSG akan Bergerak Setelah Libur Long Weekend?

Consolidate Word Combining Companies Consolidation Organization

Wall Street mampu ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan setelah sebelumnya sempat diperdagangkan di zona negatif. Penguatan Wall Street karena mengecewakannya data tenaga kerja terutama data nonfarm payrolls (NFP) bulan April yang menciptakan 160.000 pekerjaan baru, jauh di bawah prediksi 202.000 dan meleset dari harapan. Perlambatan NFP ini diprediksikan akan mempengaruhi rencana The Fed untuk menaikkan suku bunganya. Para analis melihat bahwa kenaikan suku bunga AS kemungkinan besar tidak akan dilakukan pada Juni ini tetapi mundur ke September nanti. Spekulasi ini membuat Dow Jones menguat 79,92 poin (+0,45%) ke level 17.740,63, S&P 500 naik 6,51 poin (+0,32%) menjadi 2.057,14 dan Nasdaq bertambah 19,06 poin (+0,40%) ke level 4.736,16. Walaupun di tutup menguat, namun hal itu tidak menyelamatkan Bursa AS dari penurunan 2 pekan berturut-turut. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones turun -0,19%, S&P 500 melemah -0,40% dan Nasdaq jatuh -0,82%.

Dari dalam negeri, IHSG di tutup naik 10,331 poin (+0,21%) ke level 4.822,595 pada rabu lalu sebelum libur panjang long weekend. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp. 249 miliar di pasar reguler. Sepanjang tiga hari perdagangan pekan lalu, IHSG melemah -0,33% dengan disertai keluarnya dana asing dari market sebesar Rp. 1,357 triliun.

Sesuai perkiraan pekan sebelumnya, IHSG kembali melanjutkan pergerakan sideways-nya. Ternyata pergerakan sideways ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih jalan di tempat. Seperti yang kita ketahui, pada rabu lalu sebelum memasuki libur panjang long weekend, BPS merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2016 dengan laju pertumbuhan sebesar 4,92%, melambat dari posisi di kuartal IV-2015 sebesar 5,04%. Setelah rilis data tersebut, IHSG sempat turun mencoba menguji area level support 4760 dan berhasil rebound lagi. IHSG akhirnya dapat ditutup di atas level 4800 kembali, karena walaupun data pertumbuhan kuartal I-2016 yang dirilis dibawah ekspektasi pasar, namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 4,73%.

Memang wajar jika pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2016 lebih rendah dari kuartal IV-2015. Hal ini sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Harapan pertumbuhan ekonomi masih bisa tumbuh lebih baik pada periode berikutnya masih terbuka lebar. Banyak sisi positif yang masih dimiliki oleh perekonomian nasional saat ini. Masih ada ruang bagi pemerintah untuk mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter. Inflasi yang rendah dan terkontrol membuka peluang bagi BI untuk menurunkan BI rate kedepan, sehingga dapat mendorong perkonomian.

Indonesia saat ini tengah memasuki rezim suku bunga rendah. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi pada hampir di seluruh negara belahan dunia, kecuali AS yang akan menaikan suku bunganya. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong pembangunan infrastruktur dan melakukan deregulasi secara besar-besaran di bidang investasi, sehingga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dan menciptakan peluang bisnis serta menjaga daya beli masyarakat.

Disamping itu, masih ada senjata lain yaitu pemberlakuan Undang-Undang Pengampunan Pajak (UU Tax Amnesty). UU Tax Amnesty bakal berdampak dahsyat bagi perekonomian Indonesia karena dapat menarik pulang dana triliunan yang diparkir diluar negeri. Dana tersebut diharapkan juga dapat masuk ke pasar modal, sehingga IHSG akan kebanjiran likuiditas. Banjir dana hasil repatriasi ini nantinya yang akan mendorong IHSG untuk kembali melaju naik menembus keatas level 5000.

Ok, itu sedikit prospek positif dari gambaran fundamental ekonomi Indonesia. Kembali ke market, selama IHSG libur long weekend, kondisi pasar saham dunia cenderung bergerak turun. Rata-rata bursa saham dunia di tutup di zona negatif sepanjang pekan lalu.  Sementara harga minyak bergerak di kisaran level US$ 42-44 per barel.

Technically, kondisi IHSG saat ini secara umum masih berada dalam pola konsolidasi jangka pendek yang telah terbentuk sejak 2 bulan lalu, dikisaran area range trading 4757-4920. Namun jika kita lihat pola yang lebih panjang, IHSG dalam jangka menengah masih berada dalam trend naik, dengan support uptrend (garis warna merah) yang terbentuk sejak akhir bulan September tahun lalu. Ke-2 pola tersebut, baik jangka pendek maupun menengah, memiliki support yang sama dikisaran level 4760-an. Selama support tersebut terjaga, maka IHSG masih bisa dikatakan aman dan berpotensi untuk kembali menguat dengan target menguji area resisten 4900-4920 lagi. Namun apabila gagal mempertahankan supportnya, maka IHSG berpeluang melemah menuju kisaran 4600-4630 sebagai target pelemahan jangka pendeknya.

08Mei16-IHSG

Dari indikator teknikal MACD bergerak menurun menuju centreline, dengan histogram bar hijau muncul diarea negatif. Sementara body candlestick membentuk pola bullish engulfing dengan pola hammer, menunjukkan peluang terjadinya reversal jangka pendek. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IHSG dalam jangka pendek masih berada pada pola konsolidasi.  Dan untuk senin besok IHSG  diperkirakan akan bergerak di area support 4787 dan resisten di 4845.

Untuk pekan ini, pelaku pasar akan menunggu data cadangan devisa bulan April pada hari selasa. Sedangkan pada hari jum’at akan dirilis data nerca perdagangan kwartal I-2016. Sementara dari luar negeri, beberapa data ekonomi dan agenda penting yang akan menjadi perhatian para pelaku pasar adalah:

  • Hari Selasa: rilis data inflasi China
  • Hari Rabu: rilis data persediaan minyak AS
  • Hari Kamis: rilis data klaim pengangguran AS
  • Hari Jum’at: rilis data GDP zona eropa, rilis data penjualan ritel dan inflasi AS

Perkiraan IHSG masih akan melanjutkan pola konsolidasi dengan bergerak sideways akan berlanjut pada pekan ini, walaupun kondisi bursa global kurang kondusif. Namun juga bukan mustahil jika IHSG bergerak turun mematahkan support konsolidasinya diarea 4760, jika kondisi pasar saham dunia memburuk. Tapi melihat kondisi perekonomian Indonesia di tahun ini seperti yang telah dijelaskan diatas, maka koreksi IHSG ke level 4600-an masih tergolong normal dan merupakan peluang untuk mendapatkan barang murah sebelum UU tax amnesty disahkan oleh pemerintah.

Untuk sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Melihat kondisi teknikal, bagi trader tetap disarankan untuk lebih hati-hati dalam menerapkan pola trading jangka pendeknya karena indikator teknikal yang ada saat ini masih kurang kondusif. Untuk itu tetap disarankan selalu kontrol resiko dan disiplin dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, dapat mengakumulasi saham-saham yang telah merilis kinerja bagus dan memiliki prospek cemerlang kedepan. Lakukan akumulasi jika terjadi koreksi pada saham-saham tersebut.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas khusus di area member premium. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, ide trading, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*