Kasus Harian COVID-19 Meningkat, IHSG Tertahan Di Area Resistance.. Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?

Bursa Wall Street ditutup hanya naik tipis di perdagangan akhir pekan, karena minimnya katalis penggerak pasar. Market bergerak lebih tenang setelah The Fed berulang kali mengatakan bahwa lonjakan harga jangka pendek tidak akan mengerek inflasi dalam jangka panjang. Perhatian investor sekarang mulai tertuju ke pernyataan The Fed yang akan melakukan pertemuan kebijakan moneter selama dua hari di tengah pekan nanti. Dow Jones ditutup naik tipis 13,36 poin (+0,04%) menjadi 34.479,60, S&P 500 menguat 8,26 poin (+0,19%) ke level 4.247,44 dan Nasdaq menanjak 49,09 poin (+0,35%) ke posisi 14.069,42. Dalam sepekan ketiga indeks bursa saham utama AS bergerak bervariasi, dengan Dow Jones turun -0,8%, sedangkan S&P 500 berhasil menguat +0,41% dan Nasdaq melonjak naik +1,85%.

Sementara dari dalam negeri, IHSG ditutup turun 12,041 poin (-0.20%) ke level 6.095,497 pada akhir pekan. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp. 552 miliar di pasar reguler. Meski melemah di akhir pekan, namun IHSG dalam seminggu berhasil menguat +0,5% dengan diikuti oleh net buy investor asing di pasar reguler senilai Rp. 474 miliar.

Rilis data ekonomi Indonesia yang bagus mendorong kenaikan IHSG melanjutkan kenaikannya menjadi pekan ketiga beruntun. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Mei dan penjualan ritel April terpantau naik. Kondisi ini menunjukan bahwa konsumen Indonesia mulai optimis dalam memandang perekonomian domestik. Angka IKK naik 2,9 poin menjadi 104,4, sedangkan penjualan ritel Indonesia mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 15,6% pada April setelah terkontraksi 14,6% di bulan sebelumnya. Data-data tersebut semakin mengukuhkan bahwa perekonomian Indonesia berada dalam jalur pemulihannya, sehingga tidak berlebihan apabila pada kuartal kedua ini PDB Indonesia diramal bakal tumbuh positif. 

Seperti perkiraan dalam ulasan pada minggu sebelumnya, kenaikan IHSG masih tertahan di area resistance 6.115. Secara teknikal IHSG masih bergerak ke arah uptrend dalam jangka pendek. Namun laju penguatan IHSG masih tertahan, sehingga berpeluang turun menutup gap bawah. Sementara ini ada dua gap bawah, yang pertama dikisaran level 6.047-6.064 dan gap kedua dikisaran 5.947-5.972.

Skenario bullish, IHSG mengalami pullback ke gap 6.047-6.064 lalu menguat melewati 6.115 dengan target menuju 6.240. Indikator teknikal MACD yang bergerak naik diatas centreline mengindikasikan bahwa IHSG sedang bergerak dalam tren positif. Namun apabila gagal melewati 6.115, maka IHSG akan menjalankan skenario sideways, yaitu kembali turun ke area gap 5.947-5.972 lalu berkonsolidasi.

Untuk minggu ini pelaku pasar akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan ekspor-impor bulan mei pada hari selasa, serta hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada hari kamis. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Selasa 15 Juni 2021 : Rilis data tenaga kerja Inggris, Pernyataan Gubernur BOE Bailey, Rilis data penjualan ritel AS
  • Rabu 16 Juni 2021 : Rilis data perdagangan Jepang, Rilis data inflasi Inggris, Kebijakan moneter dan Pernyataan  suku bunga The Fed
  • Kamis 17 Juni 2021 : Pernyataan Gubernur RBA Lowe dan Rilis data pekerjaan Australia
  • Jum’at 18 Juni 2021 : Rilis data inflasi Jepang dan kebijakan suku bunga BOJ

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Meski arah tren IHSG dalam jangka pendek mulai bergerak positif, namun laju pergerakannya masih dibayangi oleh kenaikan kasus harian Covid-19 nasional yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi ancaman bagi pemulihan ekonomi Indonesia yang belakangan ini tengah berlangsung. Disisi lain, pernyataan The Fed tentang arah kebijakan ekonomi AS kedepan dan rilis suku bunga acuan ditengah pekan, akan mempengaruhi pergerakan market global pada pekan ini. Pasar masih mengkhawatirkan dan mencari tahu kapan waktu tapering akan dilakukan oleh bank sentral AS tersebut. 

Untuk itu tetap disarankan safe trading dan selalu waspada, serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/