IHSG Berkonsolidasi Dikisaran Garis MA 200, Ditengah Kekhawatiran Tapering

Bursa Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan karena investor memperkirakan inflasi yang lebih tinggi, ditengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi AS karena pandemi Covid-19. Investor khawatir tentang inflasi setelah harga produsen AS melesat pada bulan Agustus mencapai 8,3%, dan menuju ke kenaikan tahunan terbesar dalam hampir 11 tahun. Komentar Presiden The Fed Bank Cleveland Loretta Mester yang menegaskan bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian aset tahun ini meskipun laporan pekerjaan Agustus lemah turut membebani pasar. Dow Jones ditutup turun 271,66 poin (-0,78%) menjadi 34.607,72, S&P 500 melemah 34,7 poin (-0,77%) ke level 4.458,58 dan Nasdaq terkoreksi 132,76 poin (-0,87%) menjadi 15.115,49. Secara mingguan ketiga indeks bursa saham AS mengalami pelemahan dengan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq turun masing-masing -2,15%, -1,69%, dan -1,61% untuk sepanjang pekan.

Sementara dari dalam negeri IHSG ditutup menguat 26,654 poin (+0,44%) ke level 6.094,873 di akhir pekan. Investor asing mencatatkan net buy di pasar reguler senilai Rp 344 miliar. Sepanjang minggu, IHSG mengalami koreksi -0,52% meski investor asing membukukan pembelian bersih di pasar reguler sebanyak Rp 1 triliun.

Pasar saham Indonesia kembali tertekan pada pekan lalu, seiring kekhawatiran akan pengetatan kebijakan moneter (tapering off) oleh bank sentral AS yang membuat bursa saham global kembali bergerak melemah. Pelaku pasar semakin cemas jelang waktu pelaksanaan rapat The Fed yang akan digelar pada 21-22 September 2021. Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan. Selain itu, IHSG juga tertekan oleh rilis data IKK bulan Agustus yang turun ke level 77,3 dari bulan sebelumnya di 80,2, akibat terus diperpanjangnya PPKM level 3 oleh pemerintah.

Secara teknikal IHSG masih berkonsolidasi dikisaran area psikologis garis MA 200 hariannya (garis warna merah). Walaupun sempat tertekan turun ke bawah level tersebut, namun IHSG mampu bertahan di atas support uptrend channelnya dan berhasil rebound bergerak naik kembali diatas garis MA 200 hariannya. Indikator teknikal MACD terlihat bertahan diatas centreline dan bergerak mendatar. Kondisi ini menunjukan bahwa IHSG masih berkonsolidasi cenderung bergerak naik didalam uptrend channel jangka pendeknya (garis sejajar warna biru).

Technically IHSG akan menjalankan skenario bullish, apabila mampu bertahan diatas garis psikologis MA 200 dan bergerak naik menembus keatas resistance level 6.169. Apabila kondisi tersebut terjadi, maka akan membuka peluang bagi IHSG menuju target dikisaran 6.223 hingga 6.263. Namun jika ternyata IHSG gagal bertahan diatas garis psikologis MA 200, maka akan membuka ruang pelemahan bagi IHSG menjalankan skenario bearish jangka pendek menuju support di 5.982 dan support berikutnya di level 5.884 jika pelemahan kembali berlanjut.

Untuk minggu ini pelaku pasar akan mencermati rilis data ekspor-impor dan perdagangan bulan Agustus pada hari rabu yang diperkirakan masih akan mencatatkan surplus perdagangan. Sedangkan dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di pekan ini antara lain adalah :

  • Selasa 14 September 2021 : Pernyataan Gubernur RBA Lowe, Rilis data pekerjaan Inggris, Rilis data inflasi AS
  • Rabu 15 September 2021 : Rilis data inflasi Inggris
  • Kamis 16 September 2021 : Rilis data perdagangan Jepang, Rilis data pekerjaan Australia, Rilis data penujalan ritel AS

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Pergerakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS yang akan mempengaruhi sikap The Fed dalam mengambil keputusan terkait kebijakan moneternya jelang meeting tanggal 21-22 September 2021. Apakah The Fed akan mengambil kebijakan pengetatan (tapering off) di meeting tersebut ataukah akan menunda hingga akhir tahun. Disamping itu pasar juga masih menunggu kebijakan pemerintah terkait kelanjutan PPKM pada pekan depan.

Untuk itu tetap disarankan safe trading dan hati-hati, serta kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat, karena IHSG masih dalam fase konsolidasi serta belum terlihat mampu bergerak optimis dan cenderung volatile. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah pasca berakhirnya pandemi Covid-19 nanti. Atur strategi pembelian dan money manajemennya.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi. Bagi anda yang berminat untuk memperoleh ulasan market outlook, arahan dan ide trading/investasi, serta ingin bergabung ke dalam group kami dengan menjadi member premium dari Step-trader.com, dapat melihat info lengkapnya pada bagian MEMBER REGISTRATION diatas.

Safe Trading, Good Luck & GBU Always

Ingin bergabung menjadi member premium kami dapat melihatnya infonya disini: http://step-trader.com/member-area/